Suatu sore, lelaki yang baru saja mencukur habis rambutnya hingga terlihat seperti Pak Ogah itu mengajakku untuk menyaksikan pertandingan Persipura di lapangan Dok V dengan siapa lawannya, yang aku lupa darimana.
Aku yang tinggiku setengahnya saking bahagianya langsung bergelayut di pundaknya hingga ia kesulitan bernapas. Ia kemudian memelukku dan menciumi pipiku.
Sepanjang pertandingan, ia sibuk memainkan matanya mengikuti kemana arah bola sembari mengomentari trik pemain. Aku hanya sibuk memperhatikannya dan makan bekal yang telah ia siapkan.
Setelah pertandingan, ia menuju tempat ia memarkir vespanya kemudian membuka bagasi kecil di bawah setirnya mengeluarkan permen sekantong penuh. Ah, kebahagiaan anak umur 9 tahun.
Jayapura, 21 tahun yang lalu