Apa dan Bagaimana HIV/AIDS?
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Berkurangnya kekebalan tubuh itu sendiri disebabkan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Pada dasarnya, HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Virus ini "senang" hidup dan berkembang biak pada sel darah putih manusia. HIV akan ada pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, seperti darah, cairan plasenta, air mani atau cairan sperma, cairan sumsum tulang, cairan vagina, air susu ibu dan cairan otak.
HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut "sel T-4" atau disebut juga "sel CD-4". HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut "sel T-4" atau disebut juga "sel CD-4".
Dengan melihat tempat hidup HIV, tentunya bisa diketahui, penularan HIV terjadi kalau ada pencampuran cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, jarum suntik dan alat-alat penusuk (tato, tindik dan cukur) yang tercemar HIV, transfusi darah atau produk darah yang mengandung HIV dan ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin atau bayinya.
Hal-hal yang tidak berpotensi menularkannya adalah bersalaman, cium pipi, batuk/bersin, menggunakan telepon umum/kloset umum, tempat duduk, berenang, alat makan/minum, tinggal serumah dengan penderita HIV, dan gigitan nyamuk. Tapi lantaran masih terbatasnya informasi yang didapat masyarakat Indonesia tentang penyakit ini, banyak banyak penderita HIV/AIDS yang dikucilkan dari lingkungannya.
Kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh menyebabkan orang dengan HIV/AIDS (Odha) amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit. Serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun lama-kelamaan akan menyebabkan pasien sakit parah, bahkan meninggal. Oleh karena penyakit yang menyerang bervariasi, AIDS kurang tepat jika disebut penyakit. Definisi yang benar adalah sindrom atau kumpulan gejala penyakit.
Gejala infeksi HIV pada awalnya sulit dikenali, karena seringkali mirip penyakit ringan sehari-hari seperti flu dan diare sehingga penderita tampak sehat. Kadang-kadang dalam enam minggu pertama setelah kontak penularan timbul gejala tidak khas berupa demam, rasa letih, sakit sendi, skait menelan dan pembengkakan kelenjar getah bening di bawah telinga, ketiak dan selangkangan. Gejala ini biasanya sembuh sendiri dan sampai 4-5 tahun mungkin tidak muncul gejala. Pada tahun ke-5 atau ke-6, tergantung masing-masing penderita, mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut dan pembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Kemudian tahap lebih lanjut akan terjadi penurunan berat badan secara cepat (> 10 persen), diare terus-menerus lebih dari satu bulan disertai panas badan yang hilang timbul atau terus menerus.
Dalam masa sekitar tiga bulan setelah tertular, tubuh penderita belum membentuk antibodi secara sempurna, sehingga tes darah tidak memperlihatkan orang itu telah tertular HIV. Masa tiga bulan itu sering disebut dengan masa jendela. Jika tes darah sudah menunjukkan adanya anti bodi HIV dalam darah, artinya positif HIV, penderita memasuki masa tanpa gejala (5-7 tahun). Tapi, pada masa ini tidak timbul gejala yang menunjukkan orang itu menderita AIDS, atau dia tetap tampak sehat. Hingga kemudian, penderita memasuki masa dengan gejala yang sering disebut masa sebagai penderita AIDS. Gejala AIDS sudah timbul dan biasanya penderita dapat bertahan enam bulan sampai dua tahun dan kemudian meninggal.
HIV/AIDS jelas berbahaya untuk melakukan infeksi terhadap orang, karena gejala yang muncul baru diketahui penderita setelah 2-10 tahun terinfeksi HIV. Disaat itulah sangat dimungkinkan, penularan terhadap orang lain -setiap orang dapat tertular HIV/AIDS. Padahal, belum ada vaksin dan obat penyembuhnya.
Sangat disarankan memeriksa darah untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV yang berarti ada HIV di dalam tubuh -biasanya dilakukan dengan cara Elisa Reaktif sebanyak dua kali. Bila hasilnya positif, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan Western Blot atau Immunofluorensensi untuk memastikan adanya HIV di dalam tubuh. Tentu saja saran ini sangat berlaku bagi seseorang yang mempunyai perilaku berisiko tinggi, seperti sering berganti-ganti pasangan seks dan pecandu narkotika suntikan, mendapati gejala penyakit yang khas karena infeksi HIV, menderita penyakit yang memerlukan transfusi darah terus-menerus seperti hemophili dan sering berhubungan dengan cairan tubuh manusia.
Siapa yang bisa terinfeksi?
Siapapun bisa terinfeksi HIV/AIDS bila perilaku seksnya mengandung resiko tinggi.
Bila bicara tentang HIV/AIDS, jangan mengira bahwa perilaku yang mengandung resiko tinggi itu hanya menyangkut wanita tuna susila dan pecandu narkotik saja. Perilaku yang mengandung resiko tinggi adalah perbuatan yang meningkatkan kemungkinan terinfeksi termasuk melakukan hubngan seks tanpa perlindungan dengan orang lain yang status HIV dirinya tidak diketahui.
Kegiatan apa yang tidak menularkan HIV/AIDS?
- Makan dan minum bersama
- Berenang bersama di satu kolam
- Gigitan nyamuk/serangga
- Bergaul sehari-hari dengan penderita AID
- Berkerjasama dengan orang yang terinfeksi HIV
- Berhubungan seks dengan menggunakan kondom
Bagaimana melindungi diri terhadap AIDS dalam soal seks?
Dengan cara ABCD
A nda jauhi seks, berarti anda tidak melakukan hubngan seks sama sekali
B ersikap salaing setia dengan pasangan
C egah dengan selalu menggunakan kondom secara benar
D ihindari penggunaan narkoba suntik yang tidak steril dan yang digunakan secara bergantian dan beramai-ramai
Bagaimana kondom melindungi dari infeksi HIV?
Kondom berfungsi seabagi penghambat atau dinding yang mencegahterjadinya pertukaran cairan tubuh. Kalau digunaka secara benar, HIV tidak dapat menembus dinding kondom.
Kondom tidak memberi jaminan perlindungan 100% tapai kalau kita menceburkan diri dalam resiko, kondom adalah alat perlindungan yang paling baik, tapi kita harus menggunakan kondom bermutu tinggi yang memenuhi standar mutu internasional, dan perhatikan tanggal kadaluarsa kondom.
Bagaimana pengobatan HIV/AIDS?
Obat HIV/AIDS yang tersedia sampai saat ini masih bersifat menekan pertambahan dan perkembangan virus, yakni Anti Retro Viral (ARV). Artinya belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan secara tuntas ARV digunakan oleh ODHA yang sudah menunjukkan gejala AIDS, atau belum ada tetapi CD4-nya di bawah 400.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Berkurangnya kekebalan tubuh itu sendiri disebabkan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Pada dasarnya, HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Virus ini "senang" hidup dan berkembang biak pada sel darah putih manusia. HIV akan ada pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, seperti darah, cairan plasenta, air mani atau cairan sperma, cairan sumsum tulang, cairan vagina, air susu ibu dan cairan otak.
HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut "sel T-4" atau disebut juga "sel CD-4". HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut "sel T-4" atau disebut juga "sel CD-4".
Dengan melihat tempat hidup HIV, tentunya bisa diketahui, penularan HIV terjadi kalau ada pencampuran cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, jarum suntik dan alat-alat penusuk (tato, tindik dan cukur) yang tercemar HIV, transfusi darah atau produk darah yang mengandung HIV dan ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin atau bayinya.
Hal-hal yang tidak berpotensi menularkannya adalah bersalaman, cium pipi, batuk/bersin, menggunakan telepon umum/kloset umum, tempat duduk, berenang, alat makan/minum, tinggal serumah dengan penderita HIV, dan gigitan nyamuk. Tapi lantaran masih terbatasnya informasi yang didapat masyarakat Indonesia tentang penyakit ini, banyak banyak penderita HIV/AIDS yang dikucilkan dari lingkungannya.
Kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh menyebabkan orang dengan HIV/AIDS (Odha) amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit. Serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun lama-kelamaan akan menyebabkan pasien sakit parah, bahkan meninggal. Oleh karena penyakit yang menyerang bervariasi, AIDS kurang tepat jika disebut penyakit. Definisi yang benar adalah sindrom atau kumpulan gejala penyakit.
Gejala infeksi HIV pada awalnya sulit dikenali, karena seringkali mirip penyakit ringan sehari-hari seperti flu dan diare sehingga penderita tampak sehat. Kadang-kadang dalam enam minggu pertama setelah kontak penularan timbul gejala tidak khas berupa demam, rasa letih, sakit sendi, skait menelan dan pembengkakan kelenjar getah bening di bawah telinga, ketiak dan selangkangan. Gejala ini biasanya sembuh sendiri dan sampai 4-5 tahun mungkin tidak muncul gejala. Pada tahun ke-5 atau ke-6, tergantung masing-masing penderita, mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut dan pembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Kemudian tahap lebih lanjut akan terjadi penurunan berat badan secara cepat (> 10 persen), diare terus-menerus lebih dari satu bulan disertai panas badan yang hilang timbul atau terus menerus.
Dalam masa sekitar tiga bulan setelah tertular, tubuh penderita belum membentuk antibodi secara sempurna, sehingga tes darah tidak memperlihatkan orang itu telah tertular HIV. Masa tiga bulan itu sering disebut dengan masa jendela. Jika tes darah sudah menunjukkan adanya anti bodi HIV dalam darah, artinya positif HIV, penderita memasuki masa tanpa gejala (5-7 tahun). Tapi, pada masa ini tidak timbul gejala yang menunjukkan orang itu menderita AIDS, atau dia tetap tampak sehat. Hingga kemudian, penderita memasuki masa dengan gejala yang sering disebut masa sebagai penderita AIDS. Gejala AIDS sudah timbul dan biasanya penderita dapat bertahan enam bulan sampai dua tahun dan kemudian meninggal.
HIV/AIDS jelas berbahaya untuk melakukan infeksi terhadap orang, karena gejala yang muncul baru diketahui penderita setelah 2-10 tahun terinfeksi HIV. Disaat itulah sangat dimungkinkan, penularan terhadap orang lain -setiap orang dapat tertular HIV/AIDS. Padahal, belum ada vaksin dan obat penyembuhnya.
Sangat disarankan memeriksa darah untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV yang berarti ada HIV di dalam tubuh -biasanya dilakukan dengan cara Elisa Reaktif sebanyak dua kali. Bila hasilnya positif, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan Western Blot atau Immunofluorensensi untuk memastikan adanya HIV di dalam tubuh. Tentu saja saran ini sangat berlaku bagi seseorang yang mempunyai perilaku berisiko tinggi, seperti sering berganti-ganti pasangan seks dan pecandu narkotika suntikan, mendapati gejala penyakit yang khas karena infeksi HIV, menderita penyakit yang memerlukan transfusi darah terus-menerus seperti hemophili dan sering berhubungan dengan cairan tubuh manusia.
Siapa yang bisa terinfeksi?
Siapapun bisa terinfeksi HIV/AIDS bila perilaku seksnya mengandung resiko tinggi.
Bila bicara tentang HIV/AIDS, jangan mengira bahwa perilaku yang mengandung resiko tinggi itu hanya menyangkut wanita tuna susila dan pecandu narkotik saja. Perilaku yang mengandung resiko tinggi adalah perbuatan yang meningkatkan kemungkinan terinfeksi termasuk melakukan hubngan seks tanpa perlindungan dengan orang lain yang status HIV dirinya tidak diketahui.
Kegiatan apa yang tidak menularkan HIV/AIDS?
- Makan dan minum bersama
- Berenang bersama di satu kolam
- Gigitan nyamuk/serangga
- Bergaul sehari-hari dengan penderita AID
- Berkerjasama dengan orang yang terinfeksi HIV
- Berhubungan seks dengan menggunakan kondom
Bagaimana melindungi diri terhadap AIDS dalam soal seks?
Dengan cara ABCD
A nda jauhi seks, berarti anda tidak melakukan hubngan seks sama sekali
B ersikap salaing setia dengan pasangan
C egah dengan selalu menggunakan kondom secara benar
D ihindari penggunaan narkoba suntik yang tidak steril dan yang digunakan secara bergantian dan beramai-ramai
Bagaimana kondom melindungi dari infeksi HIV?
Kondom berfungsi seabagi penghambat atau dinding yang mencegahterjadinya pertukaran cairan tubuh. Kalau digunaka secara benar, HIV tidak dapat menembus dinding kondom.
Kondom tidak memberi jaminan perlindungan 100% tapai kalau kita menceburkan diri dalam resiko, kondom adalah alat perlindungan yang paling baik, tapi kita harus menggunakan kondom bermutu tinggi yang memenuhi standar mutu internasional, dan perhatikan tanggal kadaluarsa kondom.
Bagaimana pengobatan HIV/AIDS?
Obat HIV/AIDS yang tersedia sampai saat ini masih bersifat menekan pertambahan dan perkembangan virus, yakni Anti Retro Viral (ARV). Artinya belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan secara tuntas ARV digunakan oleh ODHA yang sudah menunjukkan gejala AIDS, atau belum ada tetapi CD4-nya di bawah 400.