Saturday, November 25, 2006

Request From Pan_Dee !!!

Pict 1: Pict 2: Pict 3: Pict 4:Pict 5:

Bunga-Bunga Hidup

Ehmm tadi kita dagh ngomong tentang Papua... vy setelah berkelana bersama Abah keliling Indonesia memang mentok yang lama ya di Papua ini...kurang lebih 14 tahun. Yup seperti cerita di atas... Sekarang akan mentok dalam waktu yang lama di makassar.

Then, jika ditanya apa vy ini pusing ngikut keliling bersama Abah.. Ehmm gak lah... Jelas banyak yang bisa diambil dari perjalanan yang panjang. Sedih, Suka, dan segala macam perasaan, kenangan, pengalaman adalah "Bunga-bunga Hidup". Itu kata Abah yang selalu bisa vy ingat...

Apalagi hidup di negeri Papua ini... jangan tanya berapa banyak pengalaman....

Abah... yup Abahnya vy yang telah membawa kepada satu babak dalam hidup vy... adalah hidup di Papua. Abah adalah seorang Pegawai Negeri Sipil Departemen Sosial yang sekarang jadi Dinas Kesejahteraan Sosial. Menghabiskan masa kecil hingga mengambil D3nya di Makassar. Ternyata mendapatkan Surat Keputusan penugasan kerjanya di Jayapura, Papua. Ehmm Ummi ikut donk sebagai istri, masa ditinggalin... Tidak lama setelah itu ehmmm vy lahir di Jayapura... Horeeee!!!

Ok.. Kita lanjut, setelah vy lahir, Abah tetap mondar mandir keliling dari kota ke kota di Papua... Ehmm sampai dipelosok-pelosok desa di Papua. Setelah vy agak besar Abah ngelanjutin pendidikan S1 di Bandung... Ummi ma vy ya ngikut dengan setianya... Kurang lebih 4 tahun, kulit vy yang menjadi agak putih, dan logat yang berubah karena tinggal di kota Kembang ini kemudian harus berubah lagi... Abah kembali ke Jayapura dan tetap masih ngider dari satu kota ke kota lain... Pusing? Tetap tidak!!!

Dari kecil vy sering banget diajak ma Abah ke kantor... Atau kemana saja Abah pergi. Maklum vy anak tunggal... (he2 khan gak ada lagi yg lain bisa di ajakin). Dari Abah kemudian Vy mengenal ada kehidupan lain yang jauh dari sisi ideal kehidupan itu sendiri. Abah yang memang memiliki jiwa sosial yang lebih tinggi dari orang-orang kebanyakan sering berurusan dengan orang-orang yang "bermasalah".

Vy menjadi akrab dengan anak-anak binaan Abah yang notabene adalah anak-anak nakal, atau anak-anak yang berhubungan dengan narkoba. Sangat sering Abah mengajak saat harus mendampingi mereka. Dan Abah selalu bilang "mereka sama seperti kita, manusia". Yup pada saat itu aku hanya bisa menangkap sedikit maknanya, maklum umur vy baru sekitar 7 tahun.

Dan yang lebih menarik adalah ketika vy diajak Abah berhadapan dengan orang-orang yang mengidap AIDS, ehmm umur vy waktu itu sudah bisa menangkap banyak apa itu AIDS. Pada waktu itu mungkin sedikit takut, tapi Abah yang tidak pernah lelah selau menerangkan tentang AIDS, membuat vy mengerti... Takut. Tidak lagi! Malah berusaha untuk menjalin persahabatan.

Evy ingat dengan jelas di kompleks perumahan kantor vy ada juga panti untuk para wanita-wanita Pekerja Seks Komersil (PSK). Ehm waktu itu vy merasa ini hal yang paling menarik, bagaiman PSK itu kemudian di rehabilitasi untuk hidup normal dan bersosialisasi dengan normal bersama kami, masyarakat.

Abah juga memiliki anak-anak binaan yang "tunanetra". ehm vy paling sering bergaul dengan mereka. Setiap hari malah, karena lokasi pantinya yang tidak jauh dari rumah. Ketika itu vy paling banyak mengambil pelajaran hidup dari mereka ini. Hidup adalah perjuangan. Toh hidup mereka tak terhenti karena hidup mereka yang gelap. Salut vy melihat mereka menuruni tangga dengan mandiri. Berjalan sendiri dengan perasaan, katanya... Bisa tetap bermain musik, menganyam, atau pekerjaan lain yang orang normal bisa melakukannya.
a
"Pelajaran banyak bisa diambil dari mereka" Itu juga yang dikatakan Abah ketika berusaha menanggulangi orang-orang yang terkena kusta, orang-orang yang terkena bencana, suku-suku dipedalaman Papua ketika mengahadapi kelaparan atau tidak memiliki fasilitas seperti yang kita punya.

Banyak pelajaran dari kehidupan. Jikapun terdapat kesusahan, kesedihan atau apapun yang jauh dari yang kita inginkan semuanya adalah tetap sebagai "bunga-bunga hidup".

Dan juga akan tetap ada bunga-bunga hidup saat sekarang Abah yang pindah tugas ke Maros, Sulawesi Selatan. Yang kemudian mendapat pelajaran baru lagi dari mengurus pemakaman untuk para tunawisma dan orang-orang papa yang tidak memiliki keluarga lagi.

Dan yang kembali membuat bangga adalah Abah melanjutkan pendidikan S2 yang tetap menyangkut orang-orang yang "bermasalah" yaitu bagaimana tentang kehidupan para eks narapidana dalam kehidupan bermasyarakatnya. Ehmm tetap menjalankan penelitian beliau dengan mengajak anak semata wayangnya ini untuk terus belajar tentang masyarakat.

Yup... Banyak pelajaran dari "long journey" bersama Abah.... Dan semua cerita adalah "Bunga-bunga hidup"

MISS PAPUA SO !!!

Kangen banget!!! Kemaren sempat nonton acara di TV yang nayangin
PAPUA gitu!! Waduhh jadinya kangen banget..

Kangen ma pantainya..

Kangen ma honainya..

Kangen ma orang2nya..

Kangen ma warung papedanya..

Kangen ma tweesties..

Kangen makan pinang lagi..

Ehmm kangen ma smua2nya degh !!!

Papua jadi gimana sekarang yagh!! Ehmm dagh lama banget gak jalan2 kesana, kira2 sekitar…6 taon!! Lama khan!! Waktu vy tinggalin keadaannya masih sangat seadanya... katanya sepupu vy yang dari sana neh PAPUA dah maju banget! Waduh salut.. salut!!

Vy lahir dan besar di PAPUA. Walaupun sempat keliling Indonesia eh mentoknya ke PAPUA juga, pindah ke MAKASSAR sekitar taon 99, pas mo ke SMA. Tinggal di PAPUA kurang lebih 15 taon itu membuat PAPUA jadi mendarah daging. :p

Vy tinggal di daerah gunung.. masih inget neh waktu SD dulu turun gunung dan naik gunung.. ehmm di kompleks vy tugh gak ada angkot, gimana juga angkot mo naik gunung jadi pulang pergi sekolah kaki ini yang dipakai. Tapi pas SMP dah lumayanlah, vy ma anak2 kompleks pada di sewain angkot tuk antar pulang jemput. Ato kalo kadang gak ngejemput udah ada ojek… Ehmmm ntar malah ditaksir ma tukang ojeknya... wakaka

Yang vy gak bisa lupain kalo sore jalan ma anak2 kompleks ke gunung belakang rumah, mandi2 di kali. Trus juga jalan2 ke perkampungan yang masih asli orang2nya tingal di dalam honai2.. NICE banget! Swear!



Dulu nih vy inget banget, ehm ada satu bioskop namanya Bioskop Imbi, dinamain itu karena letaknya tepat di taman Imbi. Vy ma temen-temen sering banget kesana, karena cuma itu satu pusat keramaian di kota Jayapura selain itu yagh di daerah Abepura yang letaknya lumayan jauh dari kota Jayapura... jadi cuma itu jadi sentra masyarakat tuk rame-rame. Palagi kalo malam mingguan, walahhh rame banget... Tapi kata sepupu vy lagi, bioskop itu dagh gak ada sekarang>>> Jadi kalo orang mo nonton bioskop, dimana yaaa????!!!

Setiap hari selama kurang lebih 14 tahun vy ngeliat bagaimana orang2 PAPUA itu hidup. Mereka hidup dari hasil alam, menjual hasil berkebun mereka, walaupun dengan harga yang relatif murah. Mereka menikmati kehidupan mereka walaupun rata2 hidup dalam kekurangan. Tidak pernah merasa terbebani dengan hidup mereka, hidup saling mengisi dan berbagi...

Oh iya ada yang menarik nih. Dulu waktu masih di PAPUA ada Koran setempat yang menampilkan cerita tentang kehidupan sehari2 orang PAPUA dengan dialek khas PAPUA. Vy inget kolom yang disediakan gak terlalu besar, tapi menghibur banget. Kadang neh tertawa terpingkal-pingkal. Nama artikelnya yaitu “WARUNG PAPEDA”. Vy sempet bikin kliping WARUNG PAPEDA ini. Pengennya sih tiap minggu di blog pengen ada juga "WARUNG PAPEDA" ini....

”Dari Perkosaan Menuju Perdagangan Seks”

Kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi seksual bukan hanya menimpa perempuan dewasa, namun juga perempuan yang tergolong di bawah umur (anak-anak). Jangan pernah berpikir bahwa kejahatan seksual ini jauh dari lingkungan kita, Tidak!!!! Dekat bahkan sangat dekat!!!!

Kami perempuan dan anak-anak di bawah umur dijadikan sebagai objek komoditas (perdagangan) atau pemuas nafsu bejat (animalistik) dari seseorang dan kelompok tertentu yang menjalankan bisnis seksual guna meraih keuntungan ekonomi berlipat ganda...

Harian Kompas dalam laporannya yang berjudul ”Perdagangan Anak Untuk Bisnis Seks Merajalela” (19 April 2006:7) menyebutkan, bahwa ”anak-anak Asia mengahadapi ancaman meluasnya jaringan perdaganagan seks internasional”

Menurut catatan data anak-anak internasional PBB, UNICEF (United Nations International Children’s Fund) menyebutkan bahwa setiap tahun sekurang-kurangnya ada sejuta anak yang menjadi korban perdagangan seks di seluruh dunia. Sebagian mereka dari kawasan Asia.

Kasus Perdaganagn sekss yang menepatkan anak-anak di bawah umur sebagai korbannya, cukup sering kita dengar jika kasus itu diawali dengan jalan penipuan, menjadi korabn perkosaan dan atau diserahkan pada pembeli untuk dijadikan objek pemuas seksual seperti pencabulan dan perkosaan.

Sebagai contoh, ”beberapa tahun terakhir ini di sepanjang wilayah Sungai Mekhong, jumlah anak yang menjadi korban perdagangan, pencabulan, perkosaan dan penyimpangan seks melonjak. Di Thailand sekitar 800.000 anak menjadi pekerja seks. Beberapa gadis kecil Vietnam usia 13-15 tahun belakangan banyak ditemukan di sejumlah rumah-rumah bordil di Phnom Phen, Kamboja”.

Di New Delhi, harga seorang anak pemuas seks tidak lebih dari Rp. 3.500,-. Di bawah 6 tahun harganya bisa meningkat. Di Hongkong, gadis kecil dibeli seharga Rp. 325 ribu. Di Malaysia, harga anak perawan mencapai 4 juta. Namun tidak semua anak-anak menjadi pelacur karena diculik dan dipaksa. Ada pula yang terjun ke prostitusi lantaran terdesak kemiskinan dan dijual kedua orang tuanya.

Kasus perdagangan seksual anak-anak wanita di bawah umur itu menunjukkan bahwa realitasnya hak asasi perempuan untuk menikmatai kedamainan dan kebahagiaan sudah dilanggar sejak usia dini. Hak hidup bermartabat dan bebas dari bahaya yang mengancam dirinya telah direduksi oleh tindak kejahatan.

Kasus itu menunjukkan adanya hubungan antara kejahatan perdagangan (pelacuran) terhadap anak-anak perempuan di bawah umur dengan kejahatan seksual lainnya seperti pencabulan dan perkosaan. Tidak sedikit anak-anak di bawah umur dan perempuan dewasa yang menjadi korban kekerasan seksual ini. Kekerasan terhadap perempuan ditengarai berakar dari sistem tata nilai yang mendudukan perempuan sebagai makhluk yang lemah dan rendah dibandingkan laki-laki.

Kekerasan terhadap perempuan juga dapat diawali dari praktek intimidasi, penyalahgunaan kepercayaan dalam pergaulan remaja dan hilangnya hati nurani pelakunya. Contohnya kasus siswi SMP dijual temannya sendiri hingga hamil atau kemudian dipaksa dan diintimidasi menjadi pelacur.

Masalah perkosaan yang dialami perempuan merupakan contoh kerendahan posisi perempuan terhadap kepentingan seksual laki-laki. Citra seksual perempuan yang telah menempatkan dirinya sebagai objek seksual laki-laki ternyata berimplikasi jauh. Dalam kehidupan kesehariannya, perempuan senantiasa berhadapan dengan kekerasan, pemaksaan dan penyiksaan fisik dan psikis. Oleh karena itu, perkosaan bukan hanya cerminan dari citra perempuan sebagai objek seks, melainkan sebagai objek kekuasaan laki-laki.

Nilam Ada Lagi.... Waaaa

Pict 1: Pict 2: Pict 3: