Dari lahir orang-orang komentar: buset, jelek amat nih anak. Kulit item banget, mata sipit gak keruan, idung pesek dan gede gak ada juntrungan, bibir jontor gak tega liatnya, kuping caplang kayak dumbo. Waktu kecil anak-anak sibuk katai dia jelek kayak pithecanthropus erectus. Waktu gede orang-orang bisik-bisik prihatin buset jeleknya. Saat umur mulai pantas pakai makeup, ke mall dan dicoba didandani oleh mbak penjual kosmetik, si mbak geleng-geleng pusing katanya. Susah kalau pada dasarnya udah jelek.
Pa boleh buat. Mungkin alternatif terakhir, menurutnya, adalah operasi plastik. Biar orang-orang bisa liat dia ke mata, bukan buang pandang antara kasian ama jijik. Moga-moga suatu saat nanti bisa ada orang yang mau nerima dia sebagai istrinya. Dia pasti akan setia seperti orang gila. Dia tahu dia tidak punya harga untuk bisa tawar-menawar soal jodoh.
Menyakitkan? Sudah biasa, hidup sebagai orang jelek katanya ada anugerahnya. Tak tahu apa anugrahnya itu, yang penting dia percaya harusnya harganya dengan harga si gadis cantik semata-mata sama di mata Tuhan. Rasa adil sosial di dunia tentang si cantik dan si jelek tak bisa dicatutkan ke hukum apalagi affirmative action. Jadi dia terbiasa dengan keadaannya dari kecil dengan sikap sabodo teuing. Biarpun si Toto teman chat tak mau omong lagi habis liat fotonya. Biarpun si Gatot yang dulu iseng nelpon begitu ketemu langsung terbirit-birit. Biarpun si Akew pedagang glodok kasih dia harga 2x lipat dari temennya Dewi yang aduhai.
EPILOG: Too bad hah. Too bad. I don't care with her and her stupid misery. All I want is a cute pretty rich girl. The hell with si jelek. Kasian sih, tapi siapa sih yang gak nyerah pada keinginan daging dan meningkatkan mutu keturunan? Umumnya kita bisa bilang diberkahi Tuhan kalau dia beri kita yang cantik dan gemerlap. Inilah dunia. Gimana dengan surga? Hilangkah penilaian berdasarkan muka?
Pa boleh buat. Mungkin alternatif terakhir, menurutnya, adalah operasi plastik. Biar orang-orang bisa liat dia ke mata, bukan buang pandang antara kasian ama jijik. Moga-moga suatu saat nanti bisa ada orang yang mau nerima dia sebagai istrinya. Dia pasti akan setia seperti orang gila. Dia tahu dia tidak punya harga untuk bisa tawar-menawar soal jodoh.
Menyakitkan? Sudah biasa, hidup sebagai orang jelek katanya ada anugerahnya. Tak tahu apa anugrahnya itu, yang penting dia percaya harusnya harganya dengan harga si gadis cantik semata-mata sama di mata Tuhan. Rasa adil sosial di dunia tentang si cantik dan si jelek tak bisa dicatutkan ke hukum apalagi affirmative action. Jadi dia terbiasa dengan keadaannya dari kecil dengan sikap sabodo teuing. Biarpun si Toto teman chat tak mau omong lagi habis liat fotonya. Biarpun si Gatot yang dulu iseng nelpon begitu ketemu langsung terbirit-birit. Biarpun si Akew pedagang glodok kasih dia harga 2x lipat dari temennya Dewi yang aduhai.
EPILOG: Too bad hah. Too bad. I don't care with her and her stupid misery. All I want is a cute pretty rich girl. The hell with si jelek. Kasian sih, tapi siapa sih yang gak nyerah pada keinginan daging dan meningkatkan mutu keturunan? Umumnya kita bisa bilang diberkahi Tuhan kalau dia beri kita yang cantik dan gemerlap. Inilah dunia. Gimana dengan surga? Hilangkah penilaian berdasarkan muka?
***********************************
Thanks buat teman lama yang dulu sering berbagi cerita tentang hal-hal ini dan sekarang mengirimkan sebagian dari cerita itu ke email vy... Entah di dapat dari mana cerita ini but always like we say "JUST KEEP FIGHTING SISTHA"