Friday, November 23, 2007

Climate Change - Emergency On Earth

Take action for climate change. NOW!
You Control Climate Cnhange


TURN DOWN.SWITHCH OFF.RECYCLE.WALK.CHANGE

Tahukah anda?

1
Setiap tanggal 16 September, masyarakat Bumi memperingati hari ozon, namun penipisan lapisan ozon masih terus berlangsung. Dampak penipisan lapisan ozon antara lai
n meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang mencapai permukaan Bumi dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti kanker kulit, katarak, dan penurunan daya tahan tubuh, dan bahkan terjadinya mutasi genetik. Menipisnya lapisan ozon mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan, keterbatasan sumber air bersih, kerusakan rantai makanan di laut, musnahnya ekosistem terumbu karang dan sumber daya laut lainnya, menurunnya hasil produksi pertanian yang dapat mengganggu ketahanan pangan, dan bencana alam lainnya. Mata rantai dampak penipisan lapisan ozon berikutnya adalah terjadinya pemanasan global (global warming). Gas karbon dioksida (CO2) memiliki kontribusi paling besar sekitar 50 persen, diikuti chloroflourocarbon (CFC) 25 persen, gas methan 10 persen, dan sisanya gas lain terhadap pemanasan global.

Munculnya kembali penyakit mendunia seperti malaria dan TBC yang diakibatkan oleh pemanasan global. Nyamuk aedes aegypy sebagai vektor penyakit malaria dapat berpindah dan berkembang biak dari Afrika ke Eropa. Pemanasan global juga menyebabkan mencairnya lapisan es di Benua Antartika. Akibatnya, muka air laut global naik sampai 25 cm di akhir abad 20. Sehingga terjadi ketidakseimbangan iklim, dimana suatu tempat terjadi bencana kekeringan, dan ditempat lainnya terjadi bencana banjir. Kerugian dunia mencapai 300 milyar dollar AS per tahun akibat dampak perubahan iklim dan berkurangnya kemampuan hutan sebagai penjerap karbon (carbon sink) karena 65 juta hektar dari 3500 juta hektar hutan punah pada periode tahun 1990-1995. Ternyata mengurangi emisi gas rumah kaca saja tidak cukup akan tetapi kita hatus bekerja untuk menghapuskan emisi gas rumah kaca. Namun, ancaman bencana ini cenderung diabaikan. Kenyataan menunjukkan, jumlah pencemaran gas rumah kaca dari tahu ke tahun terus meningkat. Slah satu jenis gas rumah kaca, yakni CO2 emisinya terus meningkat dari tahun 1990 sebesar 1,34 milyar ton, dan pada tahun 1997 sebesar 1,47 milyar ton.

Sumber utama CO2 dari 30 negara maju saja, yang berpenduduk 20
persen dari penduduk dunia menyumbang dua pertiga emisi salah satu gas rumah kacatersebut. Sedangkan negara berkembang yang berpenduduk 80 persen dari penduduk dunia menyumbang sepertiga emisi CO2. Dari sektor transportasi di AS saja emisi CO2 lebih besar dari total emisi dunia di sektor tersebut. Sepanjang abad ke-20, terjadi 10 kasus tahun terpanas hanya dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Tahun 1998 tercatat sebagai tahun terpanas di abad ke-20, yang berdampak terjadinya kebakaran hutan di Indonesia, Brasil, Australia atau negara lainnya dan kemarau panjang yang emusnahkan panen seperti di Afrika, serta bencana iklim lainnya akibat fenomena EL-Nino.

Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC) memprediksi kenaikan temperatur mencapai 2,5 samapi 10,4 dearjat Celcius sampai periode seratus tahun mendatang dan mengindikasikan bahawa akan terjadinya kenaikan permukaan air laut setinggi 1 meter pada tahun 2008. Daerha yang rawan terhadap dampak ini terjadi di Asia Selatan, Asia Tenggara, sepanjang pantai selatan Mediterania, pantai barat Afrika, dan terumbu karang di Lautan Indonesia dan Pasifik. Lapisan ozon berfungsi melindungi bumi dari sinar ultra violet yang dipancarkan oleh matahari. Menipisnya lapisan ozon diketahui pada pertengahan tahun 1980-an. Penipisan lapisan ozon disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia sebagai bahan perusak lapisan ozon (ozone depliting substance) dan gas CO2 yang dapat berasal dari hasil proses pembakaran seperti dari kendaraan, pabrik, dan kebakaran hutan.

2

Kerusakan hutan di Indonesia mencapai 3,8 juta hektar setahun ini. Ini berarti semenit 7,2 hektar yang rusak. Jika masih terus terjadi dan tidak dihentikan, mak hutan dataran rendah di Sumatera akan habis pada tahun 2005. Juga dataran rendah di Kalimantan akan habis pada tahun 2010. Minyak pun, tidak akan bertahan dalam waktu 10 tahun. Selama 1985-1997, kerusakan hutan di Indonesia mencapai 22,46 juta hektar. Artinya, rata-rata mencapai 1,6 juta hektar per tahun. Ada empat faktor penyebab kerusakan hutan itu: penebangan yang berlebihan disertai pengawasan lapangan yang kurang, penebangan liar, kebakaran hutan dan alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian atau pemukiman.

3
Protokol Kyoto adalah sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran kar
bon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdangangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas0gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global. Jika sukse diberlakukan, Ptokol Kyoto diprediksi akan mengurani rata-rata cuaca global antara 0,02 derajat celcius dan 0,28 derajat celcius pada tahun 2050.

FLIP YOUR PERSPECTIVE
YOU CAN MAKE A DIFFERENCE

A BIG SALUT buat semua kawan-kawan yang berkerja keras sehingga ACARA EARTH CARE ini dapat terlaksana.



Office: Marine Building Kampus UNHAS Tamalanrea
Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10 Tamalanrea Makassar 90245
earthcare@telkom.net