Friday, December 08, 2006

Be Vegetarian ...

Vegetarian..... Be Vegetarian lagi !!!
Yup Setelah pernah menjalani vege' entah beberapa bulan yang lalu dan break, Sekarang FIGHT lagi tuk nahan gak makan yang ehmm "full fat"...

Vy dagh mulai vege' sekitar semingguan.. Kayaknya akan selamanya nih...
Wih Me Luck Yaks !!!

Kok Bisa Gini.....


Gak tau nehh.... Setelah beberapa kali motret ehmmm hasilnya kok bisa gak ada maknanya sama sekali.. ehmm jellek.. Hiks.. Tolong donkkk... Kalau aja ada yang expert yang mo ngajarin....

Pict 1:
Pict 2: Pict 3: Pict 4:
Pict 5:

Bersama selamatkan perempuan!!!!!

# AKI (Angka Kematian Ibu) Indonesia menduduki peringkat tertinggi di Indonesia 308/100.000 kelahiran atau rata-rata 15.000 ibu meninggal pertahun

# 350.000 perempuan dari berbagai pelosok dunia, setiap menitnya tewas akibat penanganan hal-hal yang berkaitan dengan reproduksinya

# Angka buta huruf di kalangan perempuan dan rendahnya jumlah perempuan di tingkat pendidikan yakni kurang dari 5%.

#Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan masih sangat kecil yaitu sebanyak 51,2% itupun sebanyak 80% terserap di sektorinformal sebagi PRT (Pembantu Rumah Tangga)

#Masih rendahnya kemampuan perempuan untuk memperoleh peluang kerja dan usaha. gaji yang rendah serta rendahnya akses terhadap sumberdaya ekonomi seperti teknologi, informasi pasar, kredit, dan modal kerja.

# Posisi perempuan saat ini di bidang hukum saat ini masih sangat lemah dan terdiskriminasi terutama dalam kasusu pemerkosaan, perzinahan, kekerasan, warisan, dan pekerjaan.

# Masih banyaknya penindasan dan eksploitasi, kekerasan dan diskriminasi hak dalam keluarga, masyrakat dan negara.

#Angka keterwakilan perempuan hanya 9.82% padahal partisipasi perempuan pemilih lebih besar daripada laki-laki yakni 50,88% sedangkan laki-laki hanya 49,12%.

#Kekerasan terhadap perempuan meningkat dari 14% menjadi 16% dari jumlah perempuan yang ada di Indonesia itupun yang berhasil di data, diperkirakan sekitar 10% dari jumlah yang didapatkan mengalami kekerasan tapi tidak terdata.

Data-data di atas hanya sebagian kecil dari segala kompleksitas masalah yang dialami Perempuan Indonesia ataupun Perempuan Dunia! Ayo Kita Selamatkan Perempuan!

" Bawah Tanah "

Dahulu, orang tidak mengenal kelas-kelas, semuanya sama. Namun, kerena adanya sekelompok orang yang merasa dirinya lebih segala-galanya dibanding yang lain, maka terbagilah menjadi golongan kaya dan miskin atau borjuis dan proletar, biasa juga disebut diatas tanah dan bawah tanah.

Waktu kecil, kupikir bawah tanah adalah orang-orang yang tinggal di bawah tanah dan semua aktivitas kehidupannya dilakukan dibawah tanah, tempat dimana aku menginjakkan kaki. Ternyata bawah tanah adalah suatu kehidupan yang apa adanya, tidak ingin terekspos dengan ‘dunia luar’, tidak ingin menjadi komersil akibat eksploitasi para pemilik modal. Orang-orang yang kehidupannya statis, tidak mau terburu oleh mode pakaian dan gaya rambut.

Kaum bawah tanah pun yang dikenal dengan kaum perlawanan (Punk, skin, oi dll) dalam kesehariannya membutuhkan hiburan sebagai variasi kehidupannya, seperti kaum atas tanah yang terlebih dahulu melakukannya. Kaum atas tanah masuk ke diskotik, bar , mabuk-mabukan, ‘bermain-main’ dengan wanita dan semua sarana hiburan yang mereka pikir bisa membantu untuk melupakan hal yang menggelayut dalam pikiran atau hanya sejenak untuk bersenang-senang. Tapi kaum bawah tanah pun tak ketinggalan, mereka pun membuat hiburan versi mereka.

Datang ke sebuah konser yang bersuara keras dan kadang tak jelas, dengan dandanan yang sesuai dengan ekspresi hati, pokoknya bergaya sesuka hati, kadang pun mereka bergaya persis sama dengan dibelahan bumi lain yang bernasib sama (boots, pearcing, mohawk etc.). Seperti juga kaum atas tanah, mereka melakukan hal yang sama sebagai hiburan dengan tujuan yang sama, yang membedakan hanya tempat dan biaya masuk. Namun, keduanya memiliki persamaan yang tidak beda nyata.

Lama kupikirkan, apa bedanya para punkers yang berdandan aneh, muzink, dancing dan apalah namanya, ekspresi mereka ketika mendengarkan musik yang disukainnya atau paling tidak band yang memainkannya ia sukai, dengan para diskotikers (entah apalah sebutan yang tepat untuk mereka, lupa ka) yang bergoyang mengikuti racikan musik yang dimainkan oleh disk jockey (DJ), pertanyaan itulah yang ku lontarkan pada temanku, dan dengan mudahnya ia mengatakan sama saja (sama ji). Pikirku mereka (kaum bawah tanah) tidak senang dengan demikian, karena itu hanya menghamburkan uang saja, untuk hidup aja sulit apa lagi untuk bersenang-senang. Tapi rupanya, pemerhati golongan ini, tidak hanya dari kalangan kelas bawah, tapi juga kelas atas yang jenuh dengan kehidupannya, mereka ingin mencari sesuatu yang beda. Bahkan pada tahun 1997-2000, golongan ini masih eksis dan boming hingga mempengaruhi anak-anak SD. Namun terlibas lagi oleh zaman, dan kembali boming pada awal 2005. namun telah ‘digandeng’ oleh para kapital, yang meksploitasi fashion dan musik, kembali menyihir orang bergaya dan mempunyai musik demikian. Dan tahun awal tahun 2006, kembali redup dan digantikan dengan house musik dan DJ. Namun kaum bawah tanah tetap aja jalan, gak peduli “besok akan turun hujan atau kembali cerah”.

Oleh : Ade Yamindago
A best friend yang selalu datang dan pergi....

****************************************
Vy say:

The punkers... Ehmmmm now all just for style... Dulu bolehlah kita katakan bahwa kaum bawah tanah itu berusaha melawan pemilik modal... At the time! Hanya segelintir saja... Bullshit!!!! Anak-anak yang di mall allah gaya doank! Malah seperti gaya adalah segala-galanya... Tuk melawan pemilik modal? Gak!! Malah berteman akrab dengan pemilik modal... Go To Hell !!!