Ehmm tadi kita dagh ngomong tentang Papua... vy setelah berkelana bersama Abah keliling Indonesia memang mentok yang lama ya di Papua ini...kurang lebih 14 tahun. Yup seperti cerita di atas... Sekarang akan mentok dalam waktu yang lama di makassar.
Then, jika ditanya apa vy ini pusing ngikut keliling bersama Abah.. Ehmm gak lah... Jelas banyak yang bisa diambil dari perjalanan yang panjang. Sedih, Suka, dan segala macam perasaan, kenangan, pengalaman adalah "Bunga-bunga Hidup". Itu kata Abah yang selalu bisa vy ingat...
Apalagi hidup di negeri Papua ini... jangan tanya berapa banyak pengalaman....
Abah... yup Abahnya vy yang telah membawa kepada satu babak dalam hidup vy... adalah hidup di Papua. Abah adalah seorang Pegawai Negeri Sipil Departemen Sosial yang sekarang jadi Dinas Kesejahteraan Sosial. Menghabiskan masa kecil hingga mengambil D3nya di Makassar. Ternyata mendapatkan Surat Keputusan penugasan kerjanya di Jayapura, Papua. Ehmm Ummi ikut donk sebagai istri, masa ditinggalin... Tidak lama setelah itu ehmmm vy lahir di Jayapura... Horeeee!!!
Ok.. Kita lanjut, setelah vy lahir, Abah tetap mondar mandir keliling dari kota ke kota di Papua... Ehmm sampai dipelosok-pelosok desa di Papua. Setelah vy agak besar Abah ngelanjutin pendidikan S1 di Bandung... Ummi ma vy ya ngikut dengan setianya... Kurang lebih 4 tahun, kulit vy yang menjadi agak putih, dan logat yang berubah karena tinggal di kota Kembang ini kemudian harus berubah lagi... Abah kembali ke Jayapura dan tetap masih ngider dari satu kota ke kota lain... Pusing? Tetap tidak!!!
Dari kecil vy sering banget diajak ma Abah ke kantor... Atau kemana saja Abah pergi. Maklum vy anak tunggal... (he2 khan gak ada lagi yg lain bisa di ajakin). Dari Abah kemudian Vy mengenal ada kehidupan lain yang jauh dari sisi ideal kehidupan itu sendiri. Abah yang memang memiliki jiwa sosial yang lebih tinggi dari orang-orang kebanyakan sering berurusan dengan orang-orang yang "bermasalah".
Vy menjadi akrab dengan anak-anak binaan Abah yang notabene adalah anak-anak nakal, atau anak-anak yang berhubungan dengan narkoba. Sangat sering Abah mengajak saat harus mendampingi mereka. Dan Abah selalu bilang "mereka sama seperti kita, manusia". Yup pada saat itu aku hanya bisa menangkap sedikit maknanya, maklum umur vy baru sekitar 7 tahun.
Dan yang lebih menarik adalah ketika vy diajak Abah berhadapan dengan orang-orang yang mengidap AIDS, ehmm umur vy waktu itu sudah bisa menangkap banyak apa itu AIDS. Pada waktu itu mungkin sedikit takut, tapi Abah yang tidak pernah lelah selau menerangkan tentang AIDS, membuat vy mengerti... Takut. Tidak lagi! Malah berusaha untuk menjalin persahabatan.
Evy ingat dengan jelas di kompleks perumahan kantor vy ada juga panti untuk para wanita-wanita Pekerja Seks Komersil (PSK). Ehm waktu itu vy merasa ini hal yang paling menarik, bagaiman PSK itu kemudian di rehabilitasi untuk hidup normal dan bersosialisasi dengan normal bersama kami, masyarakat.
Abah juga memiliki anak-anak binaan yang "tunanetra". ehm vy paling sering bergaul dengan mereka. Setiap hari malah, karena lokasi pantinya yang tidak jauh dari rumah. Ketika itu vy paling banyak mengambil pelajaran hidup dari mereka ini. Hidup adalah perjuangan. Toh hidup mereka tak terhenti karena hidup mereka yang gelap. Salut vy melihat mereka menuruni tangga dengan mandiri. Berjalan sendiri dengan perasaan, katanya... Bisa tetap bermain musik, menganyam, atau pekerjaan lain yang orang normal bisa melakukannya.
a
"Pelajaran banyak bisa diambil dari mereka" Itu juga yang dikatakan Abah ketika berusaha menanggulangi orang-orang yang terkena kusta, orang-orang yang terkena bencana, suku-suku dipedalaman Papua ketika mengahadapi kelaparan atau tidak memiliki fasilitas seperti yang kita punya.
Banyak pelajaran dari kehidupan. Jikapun terdapat kesusahan, kesedihan atau apapun yang jauh dari yang kita inginkan semuanya adalah tetap sebagai "bunga-bunga hidup".
Dan juga akan tetap ada bunga-bunga hidup saat sekarang Abah yang pindah tugas ke Maros, Sulawesi Selatan. Yang kemudian mendapat pelajaran baru lagi dari mengurus pemakaman untuk para tunawisma dan orang-orang papa yang tidak memiliki keluarga lagi.
Dan yang kembali membuat bangga adalah Abah melanjutkan pendidikan S2 yang tetap menyangkut orang-orang yang "bermasalah" yaitu bagaimana tentang kehidupan para eks narapidana dalam kehidupan bermasyarakatnya. Ehmm tetap menjalankan penelitian beliau dengan mengajak anak semata wayangnya ini untuk terus belajar tentang masyarakat.
Yup... Banyak pelajaran dari "long journey" bersama Abah.... Dan semua cerita adalah "Bunga-bunga hidup"
Then, jika ditanya apa vy ini pusing ngikut keliling bersama Abah.. Ehmm gak lah... Jelas banyak yang bisa diambil dari perjalanan yang panjang. Sedih, Suka, dan segala macam perasaan, kenangan, pengalaman adalah "Bunga-bunga Hidup". Itu kata Abah yang selalu bisa vy ingat...
Apalagi hidup di negeri Papua ini... jangan tanya berapa banyak pengalaman....
Abah... yup Abahnya vy yang telah membawa kepada satu babak dalam hidup vy... adalah hidup di Papua. Abah adalah seorang Pegawai Negeri Sipil Departemen Sosial yang sekarang jadi Dinas Kesejahteraan Sosial. Menghabiskan masa kecil hingga mengambil D3nya di Makassar. Ternyata mendapatkan Surat Keputusan penugasan kerjanya di Jayapura, Papua. Ehmm Ummi ikut donk sebagai istri, masa ditinggalin... Tidak lama setelah itu ehmmm vy lahir di Jayapura... Horeeee!!!
Ok.. Kita lanjut, setelah vy lahir, Abah tetap mondar mandir keliling dari kota ke kota di Papua... Ehmm sampai dipelosok-pelosok desa di Papua. Setelah vy agak besar Abah ngelanjutin pendidikan S1 di Bandung... Ummi ma vy ya ngikut dengan setianya... Kurang lebih 4 tahun, kulit vy yang menjadi agak putih, dan logat yang berubah karena tinggal di kota Kembang ini kemudian harus berubah lagi... Abah kembali ke Jayapura dan tetap masih ngider dari satu kota ke kota lain... Pusing? Tetap tidak!!!
Dari kecil vy sering banget diajak ma Abah ke kantor... Atau kemana saja Abah pergi. Maklum vy anak tunggal... (he2 khan gak ada lagi yg lain bisa di ajakin). Dari Abah kemudian Vy mengenal ada kehidupan lain yang jauh dari sisi ideal kehidupan itu sendiri. Abah yang memang memiliki jiwa sosial yang lebih tinggi dari orang-orang kebanyakan sering berurusan dengan orang-orang yang "bermasalah".
Vy menjadi akrab dengan anak-anak binaan Abah yang notabene adalah anak-anak nakal, atau anak-anak yang berhubungan dengan narkoba. Sangat sering Abah mengajak saat harus mendampingi mereka. Dan Abah selalu bilang "mereka sama seperti kita, manusia". Yup pada saat itu aku hanya bisa menangkap sedikit maknanya, maklum umur vy baru sekitar 7 tahun.
Dan yang lebih menarik adalah ketika vy diajak Abah berhadapan dengan orang-orang yang mengidap AIDS, ehmm umur vy waktu itu sudah bisa menangkap banyak apa itu AIDS. Pada waktu itu mungkin sedikit takut, tapi Abah yang tidak pernah lelah selau menerangkan tentang AIDS, membuat vy mengerti... Takut. Tidak lagi! Malah berusaha untuk menjalin persahabatan.
Evy ingat dengan jelas di kompleks perumahan kantor vy ada juga panti untuk para wanita-wanita Pekerja Seks Komersil (PSK). Ehm waktu itu vy merasa ini hal yang paling menarik, bagaiman PSK itu kemudian di rehabilitasi untuk hidup normal dan bersosialisasi dengan normal bersama kami, masyarakat.
Abah juga memiliki anak-anak binaan yang "tunanetra". ehm vy paling sering bergaul dengan mereka. Setiap hari malah, karena lokasi pantinya yang tidak jauh dari rumah. Ketika itu vy paling banyak mengambil pelajaran hidup dari mereka ini. Hidup adalah perjuangan. Toh hidup mereka tak terhenti karena hidup mereka yang gelap. Salut vy melihat mereka menuruni tangga dengan mandiri. Berjalan sendiri dengan perasaan, katanya... Bisa tetap bermain musik, menganyam, atau pekerjaan lain yang orang normal bisa melakukannya.
a
"Pelajaran banyak bisa diambil dari mereka" Itu juga yang dikatakan Abah ketika berusaha menanggulangi orang-orang yang terkena kusta, orang-orang yang terkena bencana, suku-suku dipedalaman Papua ketika mengahadapi kelaparan atau tidak memiliki fasilitas seperti yang kita punya.
Banyak pelajaran dari kehidupan. Jikapun terdapat kesusahan, kesedihan atau apapun yang jauh dari yang kita inginkan semuanya adalah tetap sebagai "bunga-bunga hidup".
Dan juga akan tetap ada bunga-bunga hidup saat sekarang Abah yang pindah tugas ke Maros, Sulawesi Selatan. Yang kemudian mendapat pelajaran baru lagi dari mengurus pemakaman untuk para tunawisma dan orang-orang papa yang tidak memiliki keluarga lagi.
Dan yang kembali membuat bangga adalah Abah melanjutkan pendidikan S2 yang tetap menyangkut orang-orang yang "bermasalah" yaitu bagaimana tentang kehidupan para eks narapidana dalam kehidupan bermasyarakatnya. Ehmm tetap menjalankan penelitian beliau dengan mengajak anak semata wayangnya ini untuk terus belajar tentang masyarakat.
Yup... Banyak pelajaran dari "long journey" bersama Abah.... Dan semua cerita adalah "Bunga-bunga hidup"
No comments:
Post a Comment