ada kupu-kupu termangu hening di sepertiga malam
ada bunga mekar dalam pikirnya yang kemudian rontok didera hujan
angin malam membelai sayapnya yang tipis itu
penghujan pun tiba, mengikis segala rasa, mengapa Kau ambil dia,
wahai kekasih langitku yang kekuatan-Mu menggenggam erat jiwaku
dan jiwa dia aku ingin hilang arah mencapai kulminasi Agung-Mu,
mencari gerhana yang bersembunyi di peraduan kasih-Mu,
seperti perahu kertas yang akhirnya tenggelam di kali kala itu,
seperti layang-layang putus di langit kala itu,
aku ingin menikmati trance pada sepertiga malam
dan ikut dalam pangkuan kasih-Mu.
kupu-kupu bergelayutan di penghujung malam-Mu yang basah embun itu,
aku ingin rasa itu menjalar dalam setiap inti sel tubuhku
rambutku tak menentu usai melebur dengan-Mu,
telaga tempat ikan mas memadu kasih dengan bayang rembulan
yang keperakan menerpa telaga, bisik lembut-Mu membakar nyala dalam kelam kamarku
aku tidur tanpa selimut malam ini,
seorang peri membawa terbang selimutku dan menjadikannya sebagai sayapnya
aku dan ranjangku menggigil dibelai hening
by Rini Fardiah
ada bunga mekar dalam pikirnya yang kemudian rontok didera hujan
angin malam membelai sayapnya yang tipis itu
penghujan pun tiba, mengikis segala rasa, mengapa Kau ambil dia,
wahai kekasih langitku yang kekuatan-Mu menggenggam erat jiwaku
dan jiwa dia aku ingin hilang arah mencapai kulminasi Agung-Mu,
mencari gerhana yang bersembunyi di peraduan kasih-Mu,
seperti perahu kertas yang akhirnya tenggelam di kali kala itu,
seperti layang-layang putus di langit kala itu,
aku ingin menikmati trance pada sepertiga malam
dan ikut dalam pangkuan kasih-Mu.
kupu-kupu bergelayutan di penghujung malam-Mu yang basah embun itu,
aku ingin rasa itu menjalar dalam setiap inti sel tubuhku
rambutku tak menentu usai melebur dengan-Mu,
telaga tempat ikan mas memadu kasih dengan bayang rembulan
yang keperakan menerpa telaga, bisik lembut-Mu membakar nyala dalam kelam kamarku
aku tidur tanpa selimut malam ini,
seorang peri membawa terbang selimutku dan menjadikannya sebagai sayapnya
aku dan ranjangku menggigil dibelai hening
by Rini Fardiah
No comments:
Post a Comment