Tuesday, December 19, 2006

Asal Mula Kebiasaan Merokok

Ketika Christoper Columbus berlayar ke dunia baru pada tahun 1492, ia melihat orang-orang Indian Amerika mengisap tembakau dengan menggunakan pipa panjang. Diperkirakan, jauh sebelumnya bngsa Indin telah memiliki kebiasan ini.

Lalu Columbus membawa beberapa benih tembakau pulang ke Eropa, dan diberikan kepada para petani utuk ditanam di lading mereka. Awalnya, tembakau-tembakau tersebut hanya dimaksudkan sebagai sejenis obat yang dapat menenangkan ketegangan pikiran.

Tahun 1560, seorang diplomat Perancis bernama Jean Nicot, memperkenalkan penggunaan tembakau di perancis. Dari sinilah tembakau menerima nama botanical Nicotiana, nikotin.

Produksi tembakau secara komersial dimulai di Amerika Utara pada tahun 1612 ketika John Rolfe dari Inggris membawa benih-benih tembakau dari Amerika Selatan ke Virginia. Iklim dan tanah Virginia sangat cocok untuk menanam tembakau, sehingga bahan baku rokok ini segera menjadi produk pertanian utama di sana.

Sebagian besar tembkau dari koloni-koloni Amerika diekspor ke Inggris sampai Perang Revolusi pecah pada tahun 1775. Setelah era tersebut, kemudian pabrik-pabrik Amerika Serikat mulai memproduksi tembakau isap (rokok), tembakau kunyah dan tembakau cium untuk penggunaan domestik. Cerutu, pertama kali dibuat pada tahun 1800.

Mengisap sigaret muali populer ketika orang-orang Eropa berhasil membuat rokok lintingan pada tahun 1600. Sampai tahun 1850-an, hal ini belum begitu dikenal di AS hingga penemuan mesin pembuat rokok pada tahun 1880.

Sejak tembakau ditemukan, sebetulnya penggunaannya sudah menjadi isu-isu kontroversial terutama di kalangan medis. Pada tahun 1500-an, dokter-dokter Eropa tela mendeklarasikan bahwa penggunaan tembakau hanya untuk tujuan-tujuan medis/pengobatan. Orang-orang Puritan di Amerika menganggap tembakau sebagai narkotik berbahaya.

Selama tahun 1960-an, para ilmuwan di seluruh dunia berpendapat sama bahwa produk-produk tembakau – khususnya rokok – dapat mengakibatkan kanker paru, penyakit jantung dan berbagai penyakit lain. Atas pendapat ini, para pabrikan rokok mulai melancarkan iklan-iklan rokok rendah tar dan nikotin. Namun begitu, para ahli kesehatan tetap berpendapat merokok tetap berbahaya bagi kesehatan, betapapun tar dan nikotin yang terkandung sangat kecil.

Maka, Amerika pun mengeluiarkan Undang-undang tentang tembakau/rokok. Mulai tahun 1966, produsen harus mencanumkan peringatan kesehatan di setiap bungkus rokok. Demikian juga pada iklan-iklan rokok, harus disebutkan kadar tar dan nikotin yang terkandung dalam rokok tersebut. Mulai berlaku pula peraturan no smoking di tempat-tempat tertentu.

1 comment:

Anonymous said...

Rokok ya....

Km tahu persamaan rokok, kopi, cokelat, dan teh? yup, he3x benar sekali; semuanya Addictif, nicotine=rokok, cafein=kopi theobromine=cokelat, dan tien=teh.

Ktk ditanya knp aku ga merokok? Aku jawab "Aku tdk ingin terjebak dlm kebiasaan" artinya hidupku bebas dr hal2 yg mengikat & b/sifat ketergantungan, hal2 yg menjajah otak & tubuh tnp kita sadari. Cb itung brp bnyk mrk yg kt-nya tak bs kerja jika tnp rokok yg menemani ato amati bodohnya anak punk yg katanya berontak dr maenstream sosial dan merasa paling merdeka, kenyataannya hidup dlm ikatan rokok, trus dimana arti merdeka & pemberontakannya klo mrk tak bs lepas dr hny sebatang rokok.

Lbh dlm lagi:
Siapapun yg menghisap rokok mk sama halnya tlh mengikatkan tali kematian di lehernya yg akan semakin ketat mengikat setiap 3 mnt per batangnya.

(Semua diatas hny prembule, jika diperikan dr banyak aspek, maka rokok benar2 complicated, sosok jahat yg punya nilai tawar tinggi, bahkan sangat tinggi).

Tapi klo tdk ada hub-nya dg sakit & mati maka dg suka rela aku ikatkan diriku pd teh & cokelat, krn selain sehat (dlm ukuran tertentu) jg nikmat, i luv cokelat (he3x, ttg ini ada tmn yg protes, masa vampire minum teh).

Klo kopi, ini masih kontroversi... Selain dijauhi ternyata cafein (isunya, masih perlu data & riset lagi) bs memperkuat daya ingat. Bagiku klo skali2 menikamtinya nevermind-lah.