Jumlah penderita kanker payudara semakin meningkat. Payudara sebenarnya merupakan suatu kelenjar dan mengalami tiga macam perubahan sepanjang hidup manusia yang dipengaruhi oleh hormon.
Mulanya terjadi pada masa anak-anak sampai pubertas, masa fertilitas sampai klimakterium dan menopause. Kedua terjadi pada masa menstruasi, sedangkan yang ketiga terjadi pada masa kehamilan dan menyusui. Bila dalam tiga masa itu terdapat suatu gangguan atau kelainan, maka dapat timbul suatu masalah yang serius, salah satunya adalah kanker.
Pria pun tak terlepas kemungkinan menderita kanker payudara, hanya saja angka kejadiannya 1 :100. Penyebaran penyakit pada pria juga lebih cepat, karena jaringan sekitar payudara pada pria lebih tipis dari wanita, sehingga pada tahap awal mungkin sudah terjadi pelekatan pada jaringan sekitarnya.
Penyakit tersebut pada wanita saat ini menduduki tempat nomor dua setelah kanker leher rahim. Kanker ini jarang ditemukan pada usia kurang dari 20 tahun. Risiko menderita kanker payudara semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur dan menjadi lebih besar pada usia di atas 30 tahun. Sementara adanya kelainan bentuk atau fungsi payudara dapat juga meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
Gejalanya
Keluhan yang umum karena adanya benjolan di payudaranya. Bila benjolan itu masih teraba kecil,
walaupun ganas, sulit dibedakan dengan benjolan tumor jinak. Biasanya benjolan teraba melekat pada jaringan sekitarnya, Teraba keras bila disentuh, kadang ada yang mengeluh nyeri, tapi sebagian tidak ada keluhan nyeri. Keluarnya cairan dari payudara, umumnya berupa darah, dan adanya perubahan bentuk payudara. Pembengkakan atau tarikan pada puting susu merupakan beberapa gejala awal dari kanker payudara.
Untuk lebih memastikan diagnosa, dilakukan pemeriksaan mammography dengan alat mammogram. Dengan alat tersebut, dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun. Baik ada maupun tidak ada keluhan, sementara hasil mammography menunjukkan positif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan biopsy dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan sitologi.
Penanganan
Terapi yang dilakukan pada kanker payudara tergantung pada diagnosa klinis, diagnosa histopatologis, serta sejauh mana tingkat penyebaran kanker itu terhadap jaringan sekitarnya. Terapi tersebut ada terapi kuratif yang bertujuan menyembuhkan pasein dengan derajat penyebaran tingkat I dan II.
Terapi kuratif dilakukan jika tumor terbata pada payudara saja, tidak ada penyusuoan (infiltrasi) ke dinding dada, kelenjar limfe dan jaringan sekitarnya.
Sementara terapi paliatif, yang lebih bersifat memperpanjang usia penderita dengan derajat penyebaran tingkat III dan IV. Sedangkan terapi penyinaran (radiasi) juga biasa dilakukan. Seringnya dilakukan terapi paliatif atau terapi kuratif dengan tetap mempertahankan payudaranya. Selain itu, dilakukan juga terapi tambahan berupa kemoterapi dan biasa dilakukan pada penderita yang telah ditemukan penyebaran atau metastasis di kelenjar lain setelah pembedahan.
No comments:
Post a Comment