Friday, December 22, 2006

Bila Ibu Boleh Memilih

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu…
Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak,… engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata…

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah… saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku…
Hidup memang pilihan…
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak…
Maafkan ibu…
Maafkan ibu…
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak…
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak…
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu…

Ratih Sanggarwati (Ratih Sang)
Jakarta, 21 Agustus 2004


Dikutip dari Bila Ibu Boleh Memilih, kumpulan puisi hati Ratih Sanggarwati.
Lihat: KCM - Ratih Sanggarwati: Puisi Untuk Si Kecil

Self Potrait !!!

Narsis !!! Wakaka WAJAR dunk... Vy ke inspirasi dari foto-foto yang ada di deviantart. Bagus-bagus banget.. Tetap dengan casio EX-Z60 yang sangat sederhana and retouch Photoshop CS2. Foto dan Editing By EvY
Kalo ada yang berminat foto hubungin aja vy yagh... he2

Pict 1: Don't Ever Cry More Girl !!! Pict 2:Just go away with my day... Pict 3: Looking to the Rosses Pict 4: Dont Ever Looking Into a Dirty Mirror... Pict 5: Two Of Me...

SLR yaaaa...

Pake kamera SLR ya???

He2. Kalo ditanyain gitu yagh jawabnya "GAK". SLR waaa kapan bisa punya tugh kamera gituan... nabung berapa lama yaghhh... hope someday ada orang baik yang mo bliin... he2.

Ooo yagh vy gak tau berapa banyak orang bilang vy ngambil pake kamera SLR, padahal hanya dengan kamera digital biasa... Dulu sebelum ada kamera digital hanya dengan hp yang pixelnya ehmmm jangan tanya degh.. tapi hasilnya cukup bisa membuat tersenyum... Sekarang yagh dengan kamera digital....

Beberapa hari yang lalu Abah baru aja ganti kamera digital vy dengan casio EX-Z60 dengan pixel 6. Senang banget.... Harganya.. ehmmm lumayan... SLR??? Ehmmm someday pasti vy dapet... wakaka. Doain....

Dan juga banyak orang kirain vy tugh photographer andal gitu.... allah salah nyangka mua... he2 Ikutan diklat photography aja gak pernah... Otodidak !!! Yaaaa Vy hanya seorang manusia yang hanya ingin terus belajar....

Terus belajar dari semua perjalanan hidup...

How Beautiful They Are !!!

Gila Foto !!!! Banget !!! Nih temen2 vy di Kelautan UNHAS waaalaaaahhh cantik-cantik yaa.. Iyalaahhh... Nih dagh cantik-cantik gak item lagi, khan dagh pernah praktek lapang di laut lagi... jadi.. pada cantik.. Ilang mua itemnya.. ^_^

Ngambil fotonya di koridor Kelautan UNHAS... halamannya lumayan bagus dipake foto, secara juga dagh masuk musim hujan, daun lagi pada ijo-ijonya....

Pict 1: How Beautiful They Are....

Pict 2: Girl and a Tree...

Pict 3: Fresh Green...

Pict 4: A Sweet Girl...
Pict 5: Naturally...

Tuesday, December 19, 2006

How Funny Tiara !!!

Pagi tadi ehmmm happy banget...

Pagi-pagi bangun tidur , duduk-duduk di teras nemenin ummi nyiram bunga... eits... ehmm ada anak lucu nan menggemaskan lagi maen dihalaman... haa harum banget lagi.. vy malah kalah kalee dia udah mandi vy nya masih asem...

Ade luccu ini namanya Tiara, anak tetangga masih TK tapiii waahhhhh cara ngomongnya ehmm anak gede dikalah kaleee... cerewet banget... persamaannya ma vy tugh yaaa sama-sama endut manis gitu... wakaka ^_^

Dengan refleks langsung ke kamar ngambil kamera... jepret-jepret Tiara nih....


Pict 1:
Pict 2:
Pict 3:
Pict 4:

Asal Mula Kebiasaan Merokok

Ketika Christoper Columbus berlayar ke dunia baru pada tahun 1492, ia melihat orang-orang Indian Amerika mengisap tembakau dengan menggunakan pipa panjang. Diperkirakan, jauh sebelumnya bngsa Indin telah memiliki kebiasan ini.

Lalu Columbus membawa beberapa benih tembakau pulang ke Eropa, dan diberikan kepada para petani utuk ditanam di lading mereka. Awalnya, tembakau-tembakau tersebut hanya dimaksudkan sebagai sejenis obat yang dapat menenangkan ketegangan pikiran.

Tahun 1560, seorang diplomat Perancis bernama Jean Nicot, memperkenalkan penggunaan tembakau di perancis. Dari sinilah tembakau menerima nama botanical Nicotiana, nikotin.

Produksi tembakau secara komersial dimulai di Amerika Utara pada tahun 1612 ketika John Rolfe dari Inggris membawa benih-benih tembakau dari Amerika Selatan ke Virginia. Iklim dan tanah Virginia sangat cocok untuk menanam tembakau, sehingga bahan baku rokok ini segera menjadi produk pertanian utama di sana.

Sebagian besar tembkau dari koloni-koloni Amerika diekspor ke Inggris sampai Perang Revolusi pecah pada tahun 1775. Setelah era tersebut, kemudian pabrik-pabrik Amerika Serikat mulai memproduksi tembakau isap (rokok), tembakau kunyah dan tembakau cium untuk penggunaan domestik. Cerutu, pertama kali dibuat pada tahun 1800.

Mengisap sigaret muali populer ketika orang-orang Eropa berhasil membuat rokok lintingan pada tahun 1600. Sampai tahun 1850-an, hal ini belum begitu dikenal di AS hingga penemuan mesin pembuat rokok pada tahun 1880.

Sejak tembakau ditemukan, sebetulnya penggunaannya sudah menjadi isu-isu kontroversial terutama di kalangan medis. Pada tahun 1500-an, dokter-dokter Eropa tela mendeklarasikan bahwa penggunaan tembakau hanya untuk tujuan-tujuan medis/pengobatan. Orang-orang Puritan di Amerika menganggap tembakau sebagai narkotik berbahaya.

Selama tahun 1960-an, para ilmuwan di seluruh dunia berpendapat sama bahwa produk-produk tembakau – khususnya rokok – dapat mengakibatkan kanker paru, penyakit jantung dan berbagai penyakit lain. Atas pendapat ini, para pabrikan rokok mulai melancarkan iklan-iklan rokok rendah tar dan nikotin. Namun begitu, para ahli kesehatan tetap berpendapat merokok tetap berbahaya bagi kesehatan, betapapun tar dan nikotin yang terkandung sangat kecil.

Maka, Amerika pun mengeluiarkan Undang-undang tentang tembakau/rokok. Mulai tahun 1966, produsen harus mencanumkan peringatan kesehatan di setiap bungkus rokok. Demikian juga pada iklan-iklan rokok, harus disebutkan kadar tar dan nikotin yang terkandung dalam rokok tersebut. Mulai berlaku pula peraturan no smoking di tempat-tempat tertentu.

Monday, December 11, 2006

Don't Waste A Food and Drink !!!

Artikel ini pernah sebelumnya vy taruh di bulan pertama blog ini. Dulu pict yang ada di artikel ini sama sekali gak kesusun baik, mana tulisannya ehmmm pokokna not good looking lagh... Then sekarang pengen ditaruh lagi dengan agak rapihan dikit... :p

Semua foto ini vy dapet dari teman di malaysia sono, yang vy tahu dari milisnya (milis apa yee... vy lupa). Then secara rutin adzhar ngirimin lagi sgala yang menarik ke vy!!! Thanks yagh Bro' ^_^
Very touching...





Satu lagi "bukti" yang memperkuat alasan, Kenapa kita sepatutnya mensyukuri makanan dan minuman yang masih dengan mudah kita dapatkan.... Sementara itu ... Ironisnya ......, bukankah dengan mudahnya kita masih saja sering menyia-nyiakan atau membuang makanan / minuman yang kita anggap lebih ???

I feel very GRATEFUL for what I have today.......
We are so lucky! contemplate on this...



He who labors diligently need never despair, for all things are accomplished by diligence and labor

"I felt very fortunate to live in this part of the world. I promise I will never waste my food no matter how bad it can taste and how full I may be. I promise not to waste water. I pray that this little boy be alleviated from his suffering.


I pray that we will be more sensitive towards the suffering in the world around us and not be blinded by our own selfish nature and interests. I hope this picture will always serve as a reminder to us about how fortunate we are and that we must never ever take things for granted.


Please don't break this and keep on forwarding it to all our friends. On this good day, let's make a prayer for the suffering in any place around the globe and send this friendly reminder to others


NB : Vulture = Burung yang biasa memakan bangkai atau makhluk hidup yang sudah sekarat.

People have said time and again that it's better to have loved and lost than never to have loved at all.
But what they will probably never understand is how I'll always be a winner for having loved you.

Friday, December 08, 2006

Be Vegetarian ...

Vegetarian..... Be Vegetarian lagi !!!
Yup Setelah pernah menjalani vege' entah beberapa bulan yang lalu dan break, Sekarang FIGHT lagi tuk nahan gak makan yang ehmm "full fat"...

Vy dagh mulai vege' sekitar semingguan.. Kayaknya akan selamanya nih...
Wih Me Luck Yaks !!!

Kok Bisa Gini.....


Gak tau nehh.... Setelah beberapa kali motret ehmmm hasilnya kok bisa gak ada maknanya sama sekali.. ehmm jellek.. Hiks.. Tolong donkkk... Kalau aja ada yang expert yang mo ngajarin....

Pict 1:
Pict 2: Pict 3: Pict 4:
Pict 5:

Bersama selamatkan perempuan!!!!!

# AKI (Angka Kematian Ibu) Indonesia menduduki peringkat tertinggi di Indonesia 308/100.000 kelahiran atau rata-rata 15.000 ibu meninggal pertahun

# 350.000 perempuan dari berbagai pelosok dunia, setiap menitnya tewas akibat penanganan hal-hal yang berkaitan dengan reproduksinya

# Angka buta huruf di kalangan perempuan dan rendahnya jumlah perempuan di tingkat pendidikan yakni kurang dari 5%.

#Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan masih sangat kecil yaitu sebanyak 51,2% itupun sebanyak 80% terserap di sektorinformal sebagi PRT (Pembantu Rumah Tangga)

#Masih rendahnya kemampuan perempuan untuk memperoleh peluang kerja dan usaha. gaji yang rendah serta rendahnya akses terhadap sumberdaya ekonomi seperti teknologi, informasi pasar, kredit, dan modal kerja.

# Posisi perempuan saat ini di bidang hukum saat ini masih sangat lemah dan terdiskriminasi terutama dalam kasusu pemerkosaan, perzinahan, kekerasan, warisan, dan pekerjaan.

# Masih banyaknya penindasan dan eksploitasi, kekerasan dan diskriminasi hak dalam keluarga, masyrakat dan negara.

#Angka keterwakilan perempuan hanya 9.82% padahal partisipasi perempuan pemilih lebih besar daripada laki-laki yakni 50,88% sedangkan laki-laki hanya 49,12%.

#Kekerasan terhadap perempuan meningkat dari 14% menjadi 16% dari jumlah perempuan yang ada di Indonesia itupun yang berhasil di data, diperkirakan sekitar 10% dari jumlah yang didapatkan mengalami kekerasan tapi tidak terdata.

Data-data di atas hanya sebagian kecil dari segala kompleksitas masalah yang dialami Perempuan Indonesia ataupun Perempuan Dunia! Ayo Kita Selamatkan Perempuan!

" Bawah Tanah "

Dahulu, orang tidak mengenal kelas-kelas, semuanya sama. Namun, kerena adanya sekelompok orang yang merasa dirinya lebih segala-galanya dibanding yang lain, maka terbagilah menjadi golongan kaya dan miskin atau borjuis dan proletar, biasa juga disebut diatas tanah dan bawah tanah.

Waktu kecil, kupikir bawah tanah adalah orang-orang yang tinggal di bawah tanah dan semua aktivitas kehidupannya dilakukan dibawah tanah, tempat dimana aku menginjakkan kaki. Ternyata bawah tanah adalah suatu kehidupan yang apa adanya, tidak ingin terekspos dengan ‘dunia luar’, tidak ingin menjadi komersil akibat eksploitasi para pemilik modal. Orang-orang yang kehidupannya statis, tidak mau terburu oleh mode pakaian dan gaya rambut.

Kaum bawah tanah pun yang dikenal dengan kaum perlawanan (Punk, skin, oi dll) dalam kesehariannya membutuhkan hiburan sebagai variasi kehidupannya, seperti kaum atas tanah yang terlebih dahulu melakukannya. Kaum atas tanah masuk ke diskotik, bar , mabuk-mabukan, ‘bermain-main’ dengan wanita dan semua sarana hiburan yang mereka pikir bisa membantu untuk melupakan hal yang menggelayut dalam pikiran atau hanya sejenak untuk bersenang-senang. Tapi kaum bawah tanah pun tak ketinggalan, mereka pun membuat hiburan versi mereka.

Datang ke sebuah konser yang bersuara keras dan kadang tak jelas, dengan dandanan yang sesuai dengan ekspresi hati, pokoknya bergaya sesuka hati, kadang pun mereka bergaya persis sama dengan dibelahan bumi lain yang bernasib sama (boots, pearcing, mohawk etc.). Seperti juga kaum atas tanah, mereka melakukan hal yang sama sebagai hiburan dengan tujuan yang sama, yang membedakan hanya tempat dan biaya masuk. Namun, keduanya memiliki persamaan yang tidak beda nyata.

Lama kupikirkan, apa bedanya para punkers yang berdandan aneh, muzink, dancing dan apalah namanya, ekspresi mereka ketika mendengarkan musik yang disukainnya atau paling tidak band yang memainkannya ia sukai, dengan para diskotikers (entah apalah sebutan yang tepat untuk mereka, lupa ka) yang bergoyang mengikuti racikan musik yang dimainkan oleh disk jockey (DJ), pertanyaan itulah yang ku lontarkan pada temanku, dan dengan mudahnya ia mengatakan sama saja (sama ji). Pikirku mereka (kaum bawah tanah) tidak senang dengan demikian, karena itu hanya menghamburkan uang saja, untuk hidup aja sulit apa lagi untuk bersenang-senang. Tapi rupanya, pemerhati golongan ini, tidak hanya dari kalangan kelas bawah, tapi juga kelas atas yang jenuh dengan kehidupannya, mereka ingin mencari sesuatu yang beda. Bahkan pada tahun 1997-2000, golongan ini masih eksis dan boming hingga mempengaruhi anak-anak SD. Namun terlibas lagi oleh zaman, dan kembali boming pada awal 2005. namun telah ‘digandeng’ oleh para kapital, yang meksploitasi fashion dan musik, kembali menyihir orang bergaya dan mempunyai musik demikian. Dan tahun awal tahun 2006, kembali redup dan digantikan dengan house musik dan DJ. Namun kaum bawah tanah tetap aja jalan, gak peduli “besok akan turun hujan atau kembali cerah”.

Oleh : Ade Yamindago
A best friend yang selalu datang dan pergi....

****************************************
Vy say:

The punkers... Ehmmmm now all just for style... Dulu bolehlah kita katakan bahwa kaum bawah tanah itu berusaha melawan pemilik modal... At the time! Hanya segelintir saja... Bullshit!!!! Anak-anak yang di mall allah gaya doank! Malah seperti gaya adalah segala-galanya... Tuk melawan pemilik modal? Gak!! Malah berteman akrab dengan pemilik modal... Go To Hell !!!

Wednesday, December 06, 2006

Menjadi Mahasiswa Kreatif

Mahasiswa selalu identik dengan kaum intelektual, idealis, dan obsesi. Sebagai elemen elite masyarakat, mahasiswa diharapkan tidak hanya sekedar pintar, namun juga peka terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Selain itu, karakteristik mahasiswa yang berjiwa dinamis, keratif, serta inovatif juga menjadi gambaran mahasiswa idaman.

Namun sayang, tak banyak kita temui mahasiswa yang intelek sekaligus kreatif. Banyak mahasiswa yang hanya pintar dalam bidang akademis, tetapi tidak mampu menciptakan sesuatu yang baru sebagai aplikasi dari apa yang sudah diperolehnya selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Maka tidak mengherankan kalau perguruan tinggi (PT) yang setiap tahunnya melahirkan sarjana-sarjana ber-IPK di atas 3,0, namun tak dapat berkompetisi di lapangan. Ini dapat dilihat dengan semakin bertambahnya jumlah pengangguran dari kalangan sarjana. Mereka tidak mampu bersaing dengan baik untuk mendapatkan tempat pekerjaan. Tetapi, jika mahasiswa memiliki kreatifitas, merupakan sebuah nilai tambah untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan.

Mahasiswa yang kreatif adalah mahasiswa yang senantiasa memiliki daya cipta terhadap sesuatu. Ia selalu memiliki gagasan atau ide-ide baru yang menarik. Di tangannya, sebuah kertas polos yang amat sederhana pun dapat di sulap menjadi sesuatu yang menarik dan mempunyai nilai jual. Oleh karena itulah banyak perusahaan-perusahaan yang lebih senang mempekerjakan mahasiswa atau sarjana yang kreatif.

Kreatif sendiri dapat dimiliki oleh setiap orang, bisa melalui bakat atau bawaan dari lahir. Artinya, orang tersebut memang sudah mempunyai bakat kreatif dalam mengerjakan segala sesuatu. Ada pula yang memiliki kreatif dari karena selalu mengasah dan melatih diri untuk kreatif.

Bagi orang-orang yang memang sudah sejak lahir memiliki bakat sebagai orang yang kreatif tentu idak mendapatkan masalah yang berarti. Namun, bagi orang yang tidak mempunyai bakat kreatif tersebut, maka ia harus rajin melatih dan mengasah ke-kreatifannya.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjadi mahasiswa yang kreatif, salah satunya adalah selalu memiliki gagasan atau ide-ide baru setiap hari. Seorang mahasiswa harus selalu berfikir untuk mendapatkan sesuatu yang baru (inovatif), apapun itu. Untuk membiasakan diri mencari gagasan atau ide-ide baru, dapat dilakukan dengan pada saat akhir jam kerja dengan merenung kira-kira 10 menit. Pikirkan apa saja yang telah dilakukan pada hari itu. Lalu pikirkan cara yang lebih baik untuk pekerjaan esok hari. Ciptakan gagasan yang berbeda karena sesuatu yang berbeda akan lebih tampak menarik. Kumpulkan semua gagasan dan ide-ide tersebut. Dengan begitu, mahasiswa akan terbiasa memikirkan dan mencari ide-de atau gagasan yang baru.

Selain itu, mahasiswa juga harus jeli menangkap peluang yang ada di sekitarnya agar dapat mengembangkan keterampilannya (life skill) yang dimilikinya. Peluang-peluang itu dapat berupa dunia bisnis, seperti usaha bersama, menjadi tenaga kerja part-time, meluangkan waktu khusus di perpustakaan, membuat artikel/opini untuk dikirim ke media cetak, atau yang lainnya. Dengan menekuni dunia kerja sambil kuliah, mahasiswa mendapat keuntungan ganda, yaitu financial sekaligus mengasah keterampilannya (life skill).

Bagi seorang mahasiswa, mengenal dunia bisnis akan semakin mengasah mental bisnisnya serta semakin jeli melihat peluang-peluang yang ada di sekitarnya. Mahasiswa yang kreatif, akan lebih memilih berfikir dengan memaksimalkan fungsi otak, guna meraih apa yang diinginkannya. Mengenal dunia kerja lebih dini juga membuat mahasiswa mampu berkompetisi saat berada pada kenyataan di lapangan. Pengalaman dan keterampilan yang dimiliki akan mempermudah mereka menghadapi tantangan-tantangan yang menghadang. Kreatifitas yang akan lahir dari keterampilan itu juga akan semakin lengkap, dengan demikian masalah pengangguran yang selalu dialami oleh para sarjana-sarjana muda, karena sedikitnya lahan pekerjaan, akan teratasi dengan baik.

Kejelian terhadap peluang yang ada juga berguna ketika mahasiswa tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja di perusahaan. Artinya, mereka sudah mampu melirik peluang bisnis apa yang ada untuk menciptakan lapangan baru.

Namun ada satu faktor penting lagi yang harus dimiliki oleh mahasiswa yang kreatif, yaitu MOTIVASI. Walaupun banyak ide-ide atau gagasan yang dimiliki serta peluang usaha yang ada, semua itu masih tetap terkendala apabila tidak ada motivasi dari diri sendiri.

Vy: Thanks Bro atas kiriman Emailnya ^_^

Samalona Island

Picture 1:

Picture 2:

Picture 3:

Picture 4:

MooN.... How Beautiful !!!

Tadi malam di makassar nih bulan cantik banget... banget... ehmmmmmm seribu rasa syukur dan takjub kembali terucap akan kebesarannya... Lagi dan lagi.

Vy berusaha jadi "romantic person". Wakaka.... duduk di bawah pohon di teras dan ngeliatin bulan yang sedang cantik malam tadi. Seandainya sudah punya kamera yang bagus hiks pasti bisa keambil bulan yang sedang cantik ini... ehm jadi bersemangat nabung tuk cita-cita yang satu ini.

Being romantic person bukan satu-satunya alasan duduk di teras sambil ngeliatin bulan di tengah malam buta... Alasan lainnya yaitu karena vy lagi telfon2an dan mengharuskan mencari tempat dengan sinyal yang bagus, sepi, sejuk, sambil ngeliatin yang indah ya di teras ini.

Telfon-telfonan yang pertama dengan kakak kelas vy dulu di SMA... luccu banget, pokokna cerita tentang semua dari A ampe Z kehidupan... hehe dan yang paling menarik adalah tentang "pacar-pacarnya" weleh2 pacarnya buanyak... Kakak yang pacarnya banyak ini punya hobi yang sama, dan karena kalo kita ngomong tentang ini pasti seru. "Hunting Tempat Makan"... Ehmmm wakaka makan lagi.... Bedanya vy ama nih kakak, wuih nih kakak punya banyak pacar and me.... "Jomblo" ^_^. Kakak thanks dagh selalu SMS kalau bulan terlihat cantik di makassar! Semoga tetap berjaya dengan pacar-pacarnya.... he2

Setelah sesion pertama dengan kakak ini, vy telfon-telfonan ma Emil, ehmm teman SMA yang dulunya gak akrab sama sekali, he2. Dulu mungkin sering berpapasan atau saling ngeliat tapi yagh gitu aja.... Eits sekarang setelah 4 tahun tamat SMA baru bisa telfon-telfonan. Yup dagh diatur ma yang diatas kali.

Ehmm luccu nya vy selalu bilang "ehmmm bulannya cantik mil" he2 padahal orang yang ditemenin ngobrol nih di ujung pulau sono... Bandung... Pengennya sih emil juga bisa lihat bulan yang sedang cantik di makassar ini... hiks maybe next time yagh...

Dengan orang yang satu ini semua bisa di obrolin... secara yang expert di bidang photography, ehmm jadinya vy selalu bisa diskusi, minta celaan dari semua hasil jepretan vy. Comment yang paling sering diucapain "Fotonya gelap!!!" yaaa maap hobby kali mil... Atau diskusi tentang "laki-laki" dan segala tingkahnya... he2. Thanks berat bro dari obrolan kita sudah membuat inspirasi, seperti naluri laki-laki itu. Tapi kalau kita membahas "laki-laki" dan segala tingkahnya ini kayaknya gak bakalan selesai... yagh dia sebagai laki-laki jelas ber-apology dengan semua tingkahnya dan vy ehmmm yagh sama juga kali.... Wuih sengit perdebatan...

Vy semenjak kenal nih orang... gak bisa dibohongin kalau setiap hari ada spirit, inspirasi (wakaka.. kayak lagunya sapa nih mil...) dan yang paling penting no more tears... Terus memberikan ^_^ yagh....

Monday, December 04, 2006

Weekend

Planning hari ini ehmm go to update blog... pengennya sih lama skalian bisa nyari bahan tuk "project akhir" nanti.. Semenjak koneksi internet dirumah dagh gak ada lagi walhasil harus secara rutin bolak-balik ke warnet. Tapi yagh tetap merasa enjoy... Yup... I have to !!! Pas dagh siap-siap sekitar jam 10an wanti dateng kerumah ehmm ngajakin jalan-jalan... nolak? gak donk. gak bisa kalo ama orang yang satu ini... Jadi, yagh rencana ke warnet di pending ampe selesai jalan-jalannya...

Ternyata wanti ini mo nyari baju.. then kita jalan nyari baju di hari minggu yang panas ini... Walah serius makassar panas banget..... Vy juga gak ada persiapan di hari yang panas ini, cuma make sendal jepit doank... hikhik.... kepanasan kakiku kodong!!! belang? jelas banget... Agak kebantu dikit karna cara ngebawa motornya wanti yang agak ngebut, jadi lumayan kebantu....
Aslinya makassar panas banget hari minggu itu.... Uhhhhh kenapa gak hujan-hujan yagh...

Sejam berlalu... "How many times we're just around here wan?" vy nanya ma wanti? bayangin tugh tempat berapa kali diputerin tapi yagh cuma capek nawarnya, blinya lama banget kali... capek degh...Wanti cuma senyum-senyum doank "Ya... I dont know..." Wah kok wanti sama bingungnya ma vy....Then setelah capek.. hanya terus nawar-nawar... ehm akhirnya diputusin kita kembali ke penjual pertama... Dasar perempuan....


Karena tiba waktu dzuhur, mampir sholat di Masjid Raya Makassar. Bagus banget... Bersih... Luas... Bagus...

Then narziz muncul lagi...Wakaka
Wanti In Action

Saturday, December 02, 2006

HIV / AIDS

Apa dan Bagaimana HIV/AIDS?

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Berkurangnya kekebalan tubuh itu sendiri disebabkan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Pada dasarnya, HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Virus ini "senang" hidup dan berkembang biak pada sel darah putih manusia. HIV akan ada pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, seperti darah, cairan plasenta, air mani atau cairan sperma, cairan sumsum tulang, cairan vagina, air susu ibu dan cairan otak.

HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut "sel T-4" atau disebut juga "sel CD-4". HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut "sel T-4" atau disebut juga "sel CD-4".

Dengan melihat tempat hidup HIV, tentunya bisa diketahui, penularan HIV terjadi kalau ada pencampuran cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, jarum suntik dan alat-alat penusuk (tato, tindik dan cukur) yang tercemar HIV, transfusi darah atau produk darah yang mengandung HIV dan ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin atau bayinya.

Hal-hal yang tidak berpotensi menularkannya adalah bersalaman, cium pipi, batuk/bersin, menggunakan telepon umum/kloset umum, tempat duduk, berenang, alat makan/minum, tinggal serumah dengan penderita HIV, dan gigitan nyamuk. Tapi lantaran masih terbatasnya informasi yang didapat masyarakat Indonesia tentang penyakit ini, banyak banyak penderita HIV/AIDS yang dikucilkan dari lingkungannya.

Kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh menyebabkan orang dengan HIV/AIDS (Odha) amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit. Serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun lama-kelamaan akan menyebabkan pasien sakit parah, bahkan meninggal. Oleh karena penyakit yang menyerang bervariasi, AIDS kurang tepat jika disebut penyakit. Definisi yang benar adalah sindrom atau kumpulan gejala penyakit.

Gejala infeksi HIV pada awalnya sulit dikenali, karena seringkali mirip penyakit ringan sehari-hari seperti flu dan diare sehingga penderita tampak sehat. Kadang-kadang dalam enam minggu pertama setelah kontak penularan timbul gejala tidak khas berupa demam, rasa letih, sakit sendi, skait menelan dan pembengkakan kelenjar getah bening di bawah telinga, ketiak dan selangkangan. Gejala ini biasanya sembuh sendiri dan sampai 4-5 tahun mungkin tidak muncul gejala. Pada tahun ke-5 atau ke-6, tergantung masing-masing penderita, mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut dan pembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Kemudian tahap lebih lanjut akan terjadi penurunan berat badan secara cepat (> 10 persen), diare terus-menerus lebih dari satu bulan disertai panas badan yang hilang timbul atau terus menerus.

Dalam masa sekitar tiga bulan setelah tertular, tubuh penderita belum membentuk antibodi secara sempurna, sehingga tes darah tidak memperlihatkan orang itu telah tertular HIV. Masa tiga bulan itu sering disebut dengan masa jendela. Jika tes darah sudah menunjukkan adanya anti bodi HIV dalam darah, artinya positif HIV, penderita memasuki masa tanpa gejala (5-7 tahun). Tapi, pada masa ini tidak timbul gejala yang menunjukkan orang itu menderita AIDS, atau dia tetap tampak sehat. Hingga kemudian, penderita memasuki masa dengan gejala yang sering disebut masa sebagai penderita AIDS. Gejala AIDS sudah timbul dan biasanya penderita dapat bertahan enam bulan sampai dua tahun dan kemudian meninggal.

HIV/AIDS jelas berbahaya untuk melakukan infeksi terhadap orang, karena gejala yang muncul baru diketahui penderita setelah 2-10 tahun terinfeksi HIV. Disaat itulah sangat dimungkinkan, penularan terhadap orang lain -setiap orang dapat tertular HIV/AIDS. Padahal, belum ada vaksin dan obat penyembuhnya.

Sangat disarankan memeriksa darah untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV yang berarti ada HIV di dalam tubuh -biasanya dilakukan dengan cara Elisa Reaktif sebanyak dua kali. Bila hasilnya positif, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan Western Blot atau Immunofluorensensi untuk memastikan adanya HIV di dalam tubuh. Tentu saja saran ini sangat berlaku bagi seseorang yang mempunyai perilaku berisiko tinggi, seperti sering berganti-ganti pasangan seks dan pecandu narkotika suntikan, mendapati gejala penyakit yang khas karena infeksi HIV, menderita penyakit yang memerlukan transfusi darah terus-menerus seperti hemophili dan sering berhubungan dengan cairan tubuh manusia.


Siapa yang bisa terinfeksi?

Siapapun bisa terinfeksi HIV/AIDS bila perilaku seksnya mengandung resiko tinggi.
Bila bicara tentang HIV/AIDS, jangan mengira bahwa perilaku yang mengandung resiko tinggi itu hanya menyangkut wanita tuna susila dan pecandu narkotik saja. Perilaku yang mengandung resiko tinggi adalah perbuatan yang meningkatkan kemungkinan terinfeksi termasuk melakukan hubngan seks tanpa perlindungan dengan orang lain yang status HIV dirinya tidak diketahui.


Kegiatan apa yang tidak menularkan HIV/AIDS?

- Makan dan minum bersama
- Berenang bersama di satu kolam
- Gigitan nyamuk/serangga
- Bergaul sehari-hari dengan penderita AID
- Berkerjasama dengan orang yang terinfeksi HIV
- Berhubungan seks dengan menggunakan kondom


Bagaimana melindungi diri terhadap AIDS dalam soal seks?

Dengan cara ABCD

A nda jauhi seks, berarti anda tidak melakukan hubngan seks sama sekali
B ersikap salaing setia dengan pasangan
C egah dengan selalu menggunakan kondom secara benar
D ihindari penggunaan narkoba suntik yang tidak steril dan yang digunakan secara bergantian dan beramai-ramai

Bagaimana kondom melindungi dari infeksi HIV?

Kondom berfungsi seabagi penghambat atau dinding yang mencegahterjadinya pertukaran cairan tubuh. Kalau digunaka secara benar, HIV tidak dapat menembus dinding kondom.

Kondom tidak memberi jaminan perlindungan 100% tapai kalau kita menceburkan diri dalam resiko, kondom adalah alat perlindungan yang paling baik, tapi kita harus menggunakan kondom bermutu tinggi yang memenuhi standar mutu internasional, dan perhatikan tanggal kadaluarsa kondom.

Bagaimana pengobatan HIV/AIDS?

Obat HIV/AIDS yang tersedia sampai saat ini masih bersifat menekan pertambahan dan perkembangan virus, yakni Anti Retro Viral (ARV). Artinya belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan secara tuntas ARV digunakan oleh ODHA yang sudah menunjukkan gejala AIDS, atau belum ada tetapi CD4-nya di bawah 400.

Saturday, November 25, 2006

Request From Pan_Dee !!!

Pict 1: Pict 2: Pict 3: Pict 4:Pict 5:

Bunga-Bunga Hidup

Ehmm tadi kita dagh ngomong tentang Papua... vy setelah berkelana bersama Abah keliling Indonesia memang mentok yang lama ya di Papua ini...kurang lebih 14 tahun. Yup seperti cerita di atas... Sekarang akan mentok dalam waktu yang lama di makassar.

Then, jika ditanya apa vy ini pusing ngikut keliling bersama Abah.. Ehmm gak lah... Jelas banyak yang bisa diambil dari perjalanan yang panjang. Sedih, Suka, dan segala macam perasaan, kenangan, pengalaman adalah "Bunga-bunga Hidup". Itu kata Abah yang selalu bisa vy ingat...

Apalagi hidup di negeri Papua ini... jangan tanya berapa banyak pengalaman....

Abah... yup Abahnya vy yang telah membawa kepada satu babak dalam hidup vy... adalah hidup di Papua. Abah adalah seorang Pegawai Negeri Sipil Departemen Sosial yang sekarang jadi Dinas Kesejahteraan Sosial. Menghabiskan masa kecil hingga mengambil D3nya di Makassar. Ternyata mendapatkan Surat Keputusan penugasan kerjanya di Jayapura, Papua. Ehmm Ummi ikut donk sebagai istri, masa ditinggalin... Tidak lama setelah itu ehmmm vy lahir di Jayapura... Horeeee!!!

Ok.. Kita lanjut, setelah vy lahir, Abah tetap mondar mandir keliling dari kota ke kota di Papua... Ehmm sampai dipelosok-pelosok desa di Papua. Setelah vy agak besar Abah ngelanjutin pendidikan S1 di Bandung... Ummi ma vy ya ngikut dengan setianya... Kurang lebih 4 tahun, kulit vy yang menjadi agak putih, dan logat yang berubah karena tinggal di kota Kembang ini kemudian harus berubah lagi... Abah kembali ke Jayapura dan tetap masih ngider dari satu kota ke kota lain... Pusing? Tetap tidak!!!

Dari kecil vy sering banget diajak ma Abah ke kantor... Atau kemana saja Abah pergi. Maklum vy anak tunggal... (he2 khan gak ada lagi yg lain bisa di ajakin). Dari Abah kemudian Vy mengenal ada kehidupan lain yang jauh dari sisi ideal kehidupan itu sendiri. Abah yang memang memiliki jiwa sosial yang lebih tinggi dari orang-orang kebanyakan sering berurusan dengan orang-orang yang "bermasalah".

Vy menjadi akrab dengan anak-anak binaan Abah yang notabene adalah anak-anak nakal, atau anak-anak yang berhubungan dengan narkoba. Sangat sering Abah mengajak saat harus mendampingi mereka. Dan Abah selalu bilang "mereka sama seperti kita, manusia". Yup pada saat itu aku hanya bisa menangkap sedikit maknanya, maklum umur vy baru sekitar 7 tahun.

Dan yang lebih menarik adalah ketika vy diajak Abah berhadapan dengan orang-orang yang mengidap AIDS, ehmm umur vy waktu itu sudah bisa menangkap banyak apa itu AIDS. Pada waktu itu mungkin sedikit takut, tapi Abah yang tidak pernah lelah selau menerangkan tentang AIDS, membuat vy mengerti... Takut. Tidak lagi! Malah berusaha untuk menjalin persahabatan.

Evy ingat dengan jelas di kompleks perumahan kantor vy ada juga panti untuk para wanita-wanita Pekerja Seks Komersil (PSK). Ehm waktu itu vy merasa ini hal yang paling menarik, bagaiman PSK itu kemudian di rehabilitasi untuk hidup normal dan bersosialisasi dengan normal bersama kami, masyarakat.

Abah juga memiliki anak-anak binaan yang "tunanetra". ehm vy paling sering bergaul dengan mereka. Setiap hari malah, karena lokasi pantinya yang tidak jauh dari rumah. Ketika itu vy paling banyak mengambil pelajaran hidup dari mereka ini. Hidup adalah perjuangan. Toh hidup mereka tak terhenti karena hidup mereka yang gelap. Salut vy melihat mereka menuruni tangga dengan mandiri. Berjalan sendiri dengan perasaan, katanya... Bisa tetap bermain musik, menganyam, atau pekerjaan lain yang orang normal bisa melakukannya.
a
"Pelajaran banyak bisa diambil dari mereka" Itu juga yang dikatakan Abah ketika berusaha menanggulangi orang-orang yang terkena kusta, orang-orang yang terkena bencana, suku-suku dipedalaman Papua ketika mengahadapi kelaparan atau tidak memiliki fasilitas seperti yang kita punya.

Banyak pelajaran dari kehidupan. Jikapun terdapat kesusahan, kesedihan atau apapun yang jauh dari yang kita inginkan semuanya adalah tetap sebagai "bunga-bunga hidup".

Dan juga akan tetap ada bunga-bunga hidup saat sekarang Abah yang pindah tugas ke Maros, Sulawesi Selatan. Yang kemudian mendapat pelajaran baru lagi dari mengurus pemakaman untuk para tunawisma dan orang-orang papa yang tidak memiliki keluarga lagi.

Dan yang kembali membuat bangga adalah Abah melanjutkan pendidikan S2 yang tetap menyangkut orang-orang yang "bermasalah" yaitu bagaimana tentang kehidupan para eks narapidana dalam kehidupan bermasyarakatnya. Ehmm tetap menjalankan penelitian beliau dengan mengajak anak semata wayangnya ini untuk terus belajar tentang masyarakat.

Yup... Banyak pelajaran dari "long journey" bersama Abah.... Dan semua cerita adalah "Bunga-bunga hidup"

MISS PAPUA SO !!!

Kangen banget!!! Kemaren sempat nonton acara di TV yang nayangin
PAPUA gitu!! Waduhh jadinya kangen banget..

Kangen ma pantainya..

Kangen ma honainya..

Kangen ma orang2nya..

Kangen ma warung papedanya..

Kangen ma tweesties..

Kangen makan pinang lagi..

Ehmm kangen ma smua2nya degh !!!

Papua jadi gimana sekarang yagh!! Ehmm dagh lama banget gak jalan2 kesana, kira2 sekitar…6 taon!! Lama khan!! Waktu vy tinggalin keadaannya masih sangat seadanya... katanya sepupu vy yang dari sana neh PAPUA dah maju banget! Waduh salut.. salut!!

Vy lahir dan besar di PAPUA. Walaupun sempat keliling Indonesia eh mentoknya ke PAPUA juga, pindah ke MAKASSAR sekitar taon 99, pas mo ke SMA. Tinggal di PAPUA kurang lebih 15 taon itu membuat PAPUA jadi mendarah daging. :p

Vy tinggal di daerah gunung.. masih inget neh waktu SD dulu turun gunung dan naik gunung.. ehmm di kompleks vy tugh gak ada angkot, gimana juga angkot mo naik gunung jadi pulang pergi sekolah kaki ini yang dipakai. Tapi pas SMP dah lumayanlah, vy ma anak2 kompleks pada di sewain angkot tuk antar pulang jemput. Ato kalo kadang gak ngejemput udah ada ojek… Ehmmm ntar malah ditaksir ma tukang ojeknya... wakaka

Yang vy gak bisa lupain kalo sore jalan ma anak2 kompleks ke gunung belakang rumah, mandi2 di kali. Trus juga jalan2 ke perkampungan yang masih asli orang2nya tingal di dalam honai2.. NICE banget! Swear!



Dulu nih vy inget banget, ehm ada satu bioskop namanya Bioskop Imbi, dinamain itu karena letaknya tepat di taman Imbi. Vy ma temen-temen sering banget kesana, karena cuma itu satu pusat keramaian di kota Jayapura selain itu yagh di daerah Abepura yang letaknya lumayan jauh dari kota Jayapura... jadi cuma itu jadi sentra masyarakat tuk rame-rame. Palagi kalo malam mingguan, walahhh rame banget... Tapi kata sepupu vy lagi, bioskop itu dagh gak ada sekarang>>> Jadi kalo orang mo nonton bioskop, dimana yaaa????!!!

Setiap hari selama kurang lebih 14 tahun vy ngeliat bagaimana orang2 PAPUA itu hidup. Mereka hidup dari hasil alam, menjual hasil berkebun mereka, walaupun dengan harga yang relatif murah. Mereka menikmati kehidupan mereka walaupun rata2 hidup dalam kekurangan. Tidak pernah merasa terbebani dengan hidup mereka, hidup saling mengisi dan berbagi...

Oh iya ada yang menarik nih. Dulu waktu masih di PAPUA ada Koran setempat yang menampilkan cerita tentang kehidupan sehari2 orang PAPUA dengan dialek khas PAPUA. Vy inget kolom yang disediakan gak terlalu besar, tapi menghibur banget. Kadang neh tertawa terpingkal-pingkal. Nama artikelnya yaitu “WARUNG PAPEDA”. Vy sempet bikin kliping WARUNG PAPEDA ini. Pengennya sih tiap minggu di blog pengen ada juga "WARUNG PAPEDA" ini....

”Dari Perkosaan Menuju Perdagangan Seks”

Kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi seksual bukan hanya menimpa perempuan dewasa, namun juga perempuan yang tergolong di bawah umur (anak-anak). Jangan pernah berpikir bahwa kejahatan seksual ini jauh dari lingkungan kita, Tidak!!!! Dekat bahkan sangat dekat!!!!

Kami perempuan dan anak-anak di bawah umur dijadikan sebagai objek komoditas (perdagangan) atau pemuas nafsu bejat (animalistik) dari seseorang dan kelompok tertentu yang menjalankan bisnis seksual guna meraih keuntungan ekonomi berlipat ganda...

Harian Kompas dalam laporannya yang berjudul ”Perdagangan Anak Untuk Bisnis Seks Merajalela” (19 April 2006:7) menyebutkan, bahwa ”anak-anak Asia mengahadapi ancaman meluasnya jaringan perdaganagan seks internasional”

Menurut catatan data anak-anak internasional PBB, UNICEF (United Nations International Children’s Fund) menyebutkan bahwa setiap tahun sekurang-kurangnya ada sejuta anak yang menjadi korban perdagangan seks di seluruh dunia. Sebagian mereka dari kawasan Asia.

Kasus Perdaganagn sekss yang menepatkan anak-anak di bawah umur sebagai korbannya, cukup sering kita dengar jika kasus itu diawali dengan jalan penipuan, menjadi korabn perkosaan dan atau diserahkan pada pembeli untuk dijadikan objek pemuas seksual seperti pencabulan dan perkosaan.

Sebagai contoh, ”beberapa tahun terakhir ini di sepanjang wilayah Sungai Mekhong, jumlah anak yang menjadi korban perdagangan, pencabulan, perkosaan dan penyimpangan seks melonjak. Di Thailand sekitar 800.000 anak menjadi pekerja seks. Beberapa gadis kecil Vietnam usia 13-15 tahun belakangan banyak ditemukan di sejumlah rumah-rumah bordil di Phnom Phen, Kamboja”.

Di New Delhi, harga seorang anak pemuas seks tidak lebih dari Rp. 3.500,-. Di bawah 6 tahun harganya bisa meningkat. Di Hongkong, gadis kecil dibeli seharga Rp. 325 ribu. Di Malaysia, harga anak perawan mencapai 4 juta. Namun tidak semua anak-anak menjadi pelacur karena diculik dan dipaksa. Ada pula yang terjun ke prostitusi lantaran terdesak kemiskinan dan dijual kedua orang tuanya.

Kasus perdagangan seksual anak-anak wanita di bawah umur itu menunjukkan bahwa realitasnya hak asasi perempuan untuk menikmatai kedamainan dan kebahagiaan sudah dilanggar sejak usia dini. Hak hidup bermartabat dan bebas dari bahaya yang mengancam dirinya telah direduksi oleh tindak kejahatan.

Kasus itu menunjukkan adanya hubungan antara kejahatan perdagangan (pelacuran) terhadap anak-anak perempuan di bawah umur dengan kejahatan seksual lainnya seperti pencabulan dan perkosaan. Tidak sedikit anak-anak di bawah umur dan perempuan dewasa yang menjadi korban kekerasan seksual ini. Kekerasan terhadap perempuan ditengarai berakar dari sistem tata nilai yang mendudukan perempuan sebagai makhluk yang lemah dan rendah dibandingkan laki-laki.

Kekerasan terhadap perempuan juga dapat diawali dari praktek intimidasi, penyalahgunaan kepercayaan dalam pergaulan remaja dan hilangnya hati nurani pelakunya. Contohnya kasus siswi SMP dijual temannya sendiri hingga hamil atau kemudian dipaksa dan diintimidasi menjadi pelacur.

Masalah perkosaan yang dialami perempuan merupakan contoh kerendahan posisi perempuan terhadap kepentingan seksual laki-laki. Citra seksual perempuan yang telah menempatkan dirinya sebagai objek seksual laki-laki ternyata berimplikasi jauh. Dalam kehidupan kesehariannya, perempuan senantiasa berhadapan dengan kekerasan, pemaksaan dan penyiksaan fisik dan psikis. Oleh karena itu, perkosaan bukan hanya cerminan dari citra perempuan sebagai objek seks, melainkan sebagai objek kekuasaan laki-laki.

Nilam Ada Lagi.... Waaaa

Pict 1: Pict 2: Pict 3:

Thursday, November 23, 2006

Betina - Wanita - Perempuan

Dari milis Sastra-Pembebasan
Betina, Wanita, Perempuan: Telaah Semantik Leksikal, Semantik Historis, Pragmatik

Sudarwati
D. Jupriono

Marilah Kita Dudukkan Masalahnya
Perbedaan makna kata betina dengan wanita atau betina dengan perempuan itu sudah jelas bagi kita. Akan tetapi, apa beda antara wanita dan perempuan ini yang belum jelas! Telaah ini memang mencoba mendudukkan posisi tiap kata, kapan orang harus menggunakannya sesuai dengan kandungan semantisnya dan maksud yang diinginkan. Dengan demikian, diharapkan segera bisa dijawab saat harus memilih manakah yang tepat: "Darma Wanita" ataukah "Darma Perempuan", "Pemberdayaan Perempuan" ataukah "Pemberdayaan Wanita", misalnya.

Telaah dilakukan berdasarkan arti kata leksikal dasarnya, menurut kamus (semantik leksikal) (cf. Hurford dan Heasley, 1984). Lalu, penjelajahan arti akan dilengkapi dengan memanfaatkan beberapa hasil penelitian yang ada, terutama tentang sejarah perubahan makna kata (semantik historis) (Palmer, 1986: 8-11). Kajian ini juga akan melihat bagaimana arti kata dalam pemakaian (pragmatik). Data dijaring dengan teknik dokumentasi acak dari kamus dan teknik studi pustaka terhadap tulisan yang relatif lama serta teknik rekaman tuturan keseharian. Dengan metode deskriptif, data akan dianalisis dengan teknik eksplanatori-komparatif, yang akan menjelasan perbandingan arti kata antar waktu.

Apa Arti Betina?
Kata betina diduga kuat berhubungan dengan kata batina dalam bahasa Kawi (Jawa Kuno) ("Kamus Jawa Kuno Indonesia", Mardiwarsito, 1986). Bahasa Kawi sendiri kemungkinan besar menyerapnya dari bahasa Sanskrit (Sanskerta). Relasi fonis batina dengan betina beranalogi dengan relasi fonis mahardika-mardika-merdeka 'bebas'. Mungkin ini juga analog dengan saksama-seksama (?).

Menurut "Kamus Dewan" (KD) (Iskandar, 1970: 114), kata betina merupakan antonim jantan. Dalam pemakaiannya, betina cocok dilekatkan sebagai pemarkah jenis (gender) binatang atau benda yang tidak hidup. Misalnya dalam bahasa Indonesia (Melayu) kita temui ayam betina, singa betina, bunga betina, dan embun betina.

Tidak jauh berbeda dengan KD, "Kamus Besar Bahasa Indonesia" (KBBI) (Tim, 1988: 111) menambahi satu makna lagi untuk betina, yakni 'sanak keponakan dari istri'. Ada dua hal yang dapat dicatat dari tambahan acuan di sini. Pertama, istilah "sanak keponakan" menunjukkan posisi generasi lebih muda. Sebagai yang lebih muda, tentu dia tetap berada di bawah generasi lebih tua. Kedua, pernyataan "dari istri" berarti bahwa yang dipandang bawah, yunior, itu karena istri, dan istri selalu perempuan! Oleh karena itu, ini juga menyiratkan muatan semantis bahwa apa yang datang dari istri (bukan suami) akan ditempatkan di bawah suami.

Sebagai nama jenis kelamin binatang, betina tidak mengundang persoalan; netral saja. Tidak ada muatan nuansa apa pun. Bagaimana seandainya kata ini dipakai untuk manusia? Ini baru masalah! Jika dikaitkan dengan aktivitas, keberadaan, dan sifat manusia, artinya menjadi tidak netral lagi. Peribahasa Melayu "Baik jadi ayam betina sepaya selamat" (Iskandar, 1970: 114), misalnya, berarti 'kita tak usah menonjolkan keberanian sebab hanya mendatangkan kesusahan belaka'; dengan kata lain, 'sebaiknya kita diam, tak usah macam-macam, hindarilah tantangan'. Dengan demikian "bersikap betina" justru dinilai positif dalam pandangan lama.

Bisa dimengerti, sebagai peribahasa Melayu Kuno, kandungan nilai peribahasa ini juga tradisional, konvensioanl, dan feodal. Dalam pandangan tradisional, sikap individualistik mesti dihindari (cf. Dananjaya, 1984). Ini jelas bertolak belakang dengan pandangan modern, yang menempatkan eksistensi individu pada tempat yang diakui. Oleh karena itu, penonjolan individu tidak selalu jelek, bergantung pada konteks kepentingannya.

Dalam pemakaiannya sekarang, kata betina yang dikenakan pada manusia akan menemukan makna buruk. Misalnya pada wacana berikut:
(1) Kamu ini kok cerewet banget sih. Urus saja diri sendiri. Ngapain tanya urusan orang segala. Dasar betina!
(2) Winda benar-benar betina, yang nafsunya terlampau besar, hingga tak pernah puas hanya dengan satu lelaki suaminya itu.

Dalam wacana (1), kalimat "Dasar betina" bermakna negatif: 'cerewet, usil, mau tahu urusan orang saja'. Dalam kalimat (2), pernyataan "benar-benar betina", berdasarnya konteks kalimatnya, berarti "minor" juga: 'nympomania'. Di sini Winda digambarkan sebagai perempuan yang bernafsu menggebu-gebu, selingkuh dengan lelaki lain. Pada konteks inilah betina menemukan makna buruknya. Harus diakui bahwa semua pandangan ini tidak pernah bebas dari stereotipe gender perempuan dari masyarakat kita (Kweldju, 1993). Maka, dalam kondisi apa pun tak pernah ada yang senang disebut betina. Dengan demikian, yang muncul adalah Darma Wanita (organisasi ibu-ibu pegawai) dan Bukan Perempuan Biasa dan tentulah tentu bukan "*Darma Betina" atau pun "*Bukan Betina Biasa".
Singkat kata, kata betina memuat makna (1) 'jenis kelamin binatang', (2) 'cerewet, usil, dan (3) 'haus seks', serta (4) 'generasi yunior dari garis istri'.

Apa Arti Wanita?
Sejarah kontemporer bahasa Indonesia, ya sekarang ini, mencatat bahwa kata wanita menduduki posisi dan konotasi terhormat. Kata ini mengalami proses ameliorasi, suatu perubahan makna yang semakin positif, arti sekarang lebih tinggi daripada arti dahulu ("Kamus Linguistik", Kridalaksana, 1993: 12).

Menurut KD (1970: 1342), kata wanita merupakan bentuk eufemistis dari perempuan. Pada halaman yang sama, dicontohkan frase wanita-wanita genit. Contoh ini paradoksal. Sebab, jika wanita berupakan bentuk halus, mengapa ada kata genit-nya, sesuatu yang jelas tidak halus. Tetapi, ini juga menyiratkan pandangan bahwa kata itu memang khas untuk manusia (perempuan), bukan lelaki, binatang, demit, ataukah benda lain.
Kata kewanitaan, yang diturunkan dari wanita, berarti 'keputrian' atau 'sifat-sifat khas wanita'. Sebagai putri (wanita di lingkungan keraton), setiap wanita diharapkan masyarakatnya untuk meniru sikap laku, gaya tutur, para putri keraton, yang senantiasa lemah gemulai, sabar, halus, tunduk, patuh, mendukung, mendampingi, mengabdi, dan menyenangkan pria. Dengan kata wanita, benar-benar dihindari nuansa 'memprotes', 'memimpin', 'menuntut', 'menyaingi', 'memberontak', 'menentang', 'melawan'. Maka, bisa dimengeri bahwa yang muncul dipilih sebagai nama organisasi wanita bergengsi nasional adalah "Darma Wanita", sebab di sinilah kaum wanita berdarma, berbakti, mengabdikan dirinya pada lembaga tempat suaminya bekerja. Maka, program kerjanya pun harus selalu mendukung tugas-tugas dan jabatan suami,1) jangan bermimpi bisa independen memang bukan itu misinya.

Dalam KBBI (1988: 1007), wanita berarti 'perempuan dewasa'. Sama seperti halnya KD, meski dengan redaksi lain, KBBI pun mendefinisikan kewanitaan (bentuk derivasinya) sebagai "yang berhubungan dengan wanita, sifat-sifat wanita, keputrian". Muatan makna aktif, menuntut hak, radikal, tak ada dalam arti kata ini.

Berdasarkan "Old Javanese English Dictionary" (Zoetmulder, 1982), kata wanita berarti 'yang diinginkan'. Arti 'yang dinginkan' dari wanita ini sangat relevan dibentangkan di sini. Maksudnya, jelas bahwa wanita adalah 'sesuatu yang diinginkan pria'. Wanita baru diperhitungkan karena (dan bila) bisa dimanfaatkan pria. Sudut pandangnya selalu sudut pandang "lawan mainnya", ya pria itu. Jadi, eksistensinya sebagai makhluk Tuhan menjadi nihil. Dengan demikian, kata ini berarti hanya menjadi objek (bagi lelaki) belaka. Adakah yang lebih rendah dari "hanya menjadi objek"?

Makna wanita sebagai 'sasaran keinginan pria' juga dipaparkan oleh Prof. Dr. Slametmuljana dalam "Asal Bangsa dan Bahasa Nusantara" (1964: 59--62). Kata wanita, dalam bahasa aslinya (Sanskerta), tulisnya, bukan pemarkah (marked) jenis kelamin. Dari bahasa Sanskerta vanita, kata ini diserap oleh bahasa Jawa Kuno (Kawi) menjadi wanita, ada perubahan labialisasi dari labiodental ke labial: [v]-->[w]; dari bahasa Kawi, kata ini diserap oleh bahasa Jawa (Modern); lalu, dari bahasa Jawa, kata ini diserap ke dalam bahasa Indonesia. Setelah diadopsi bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, kata ini mengalami tambahan nilai positif.

Ada juga pandangan lain, yang cukup "menyakitkan", yakni bahwa kata wanita bukanlah produk kata asli (induk). Kata ini hanyalah merupakan hasil akhir dari proses panjang perubahan bunyi (yang dalam studi linguistik sering disebut gejala bahasa) metatesis2) dan proses perubahan kontoid3) dari kata betina. Urutan prosesnya demikian.

Mula-mula kata betina menjadi batina; kata batina berubah melalui proses metatesis menjadi banita; kata banita mengalami proses perubahan bunyi konsonan (kontoid) dari [b]-->[w] sehingga menjadi wanita. Maka, memang aneh bin ajaib, bahwa kata yang demikian kita hormati, bahkan kita letakkan pada tempat tinggi di atas kata perempuan ini, maksudnya ya wanita itu, ternyata berasal dari kata rendah betina.


Mungkin karena itulah, organisasi "Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia" (Iwapi) sering dipelesetkan artinya tentu saja, oleh pria menjadi "Iwak-e Papi-papi", "Dagingnya bapak-bapak" atau "Lauknya Bapak-bapak" seakan wanita itu tak lebih dari "daging" atau "lauk-pauk" yang bisa dikonsumsi oleh pria. Dalam karier militer pun, dipakai wanita. Misalnya saja "Korps Polisi Wanita" (Polwan, 1948), "Korps Wanita Angkatan Darat" (Kowad, 1961), "Korps Wanita Angkatan Laut" (Kowal, 1962), "Korps Wanita Angkatan Udara" (Wara, 1963). Meskipun begitu, pelecehen keterlibatan dan kemampuan wanita dalam tubuh ABRI pun masih terjadi. Terang-terangan memang tidak, tetapi ada dalam bentuk ungkapan humor di masyarakat (Dananjaya, 1984), misalnya berikut ini.

Seorang komandan serdadu pada suatu front peperangan memerintahkan penarikan mundur khusus serdadu wanita. Alasannya, mereka melanggar disiplin medan. Serdadu-serdadu wanita, yang merasa tidak membuat kesalahan disiplin militer, memprotes ramai-ramai. "Kesalahan??? Kesalahan apa itu, Komandan? Ini tidak adil!" Jawab Komandan dengan kalem, "Kamu sih, setiap diberi komando ? 'tiaraaap ...', ee kamu malah terlentang."

Ini merupakan pantulan realitas bahwa apa pun yang dilakukan wanita tetaplah tak sanggup menghapus kekuasaan pria. Wanita berada dalam alam tanpa otonomi atas dirinya. Begitulah inferioritas wanita akan selalu menderita gagap, gagu, dan gugup di di bawah gegap gempitanya superioritas pria.

Berdasarkan etimologi rakyat Jawa (folk etimology, jarwodoso atau keratabasa, kata wanita dipersepsi secara kultural sebagai 'wani ditoto'; terjemahan leksikalnya 'berani diatur'; terjemahan kontekstualnya 'bersedia diatur'; terjemahan gampangnya 'tunduklah pada suami' atau 'jangan melawan pria'. Dalam hal ini wanita dianggap mulia bila tunduk dan patuh pada pria. Sering ada ungkapan "pejang gesang kula ndherek" (hidup atau mati, aku akan ikut suami), "swargo nunut, neraka katut" (suami masuk surga aku numpang, suami masuk neraka aku terbawa). Ternyata anggapan Jawa ini merasuk kuat dalam bahasa Indonesia. Kesetiaan wanita dinilai tinggi, dan soal kemandirian wanita tidak ada dalam kamus. Karenanya, dalam bahasa Indonesia kata wanita bernilai lebih tinggi sebab, kata Ben Anderson (1966), bahasa Indonesia mengalami "jawanisasi" atau "kramanisasi": kulitnya saja bahasa Melayu yang egaliter, tetapi rohnya bahasa Jawa yang feodal itu.

Dalam persepsi kultural Jawa pulalah, kata wanita menemukan perendahan martabat ketika ia "dipakai" salah satu barang klangenan (barang-barang untuk pemuasaan kesenangan individu). Jargon lengkap populernya adalah harta, senjata, tahta, wanita. Lelaki Jawa, menurut persepsi Jawa ini, baru benar-benar mampu menjadi lelaki sejati, lelananging jagat, bila telah memiliki kekayaan berlimpah (harta), melengkapi diri dengan kesaktian dan senjata (senjata), agar dapat memasuki kelas sosial yang lebih tinggi, priyayi (tahta), dan semuanya baru lengkap bila sudah memiliki banyak wanita, entah sebagai istri sah entah sekadar selir atau gundik4). Di sini tampak benar bahwa manusia wanita disederajatkan dengan benda-benda mati semacam degradasi harkat martabat salah satu gender5), sekaligus dehumanisasi.> > Dengan demikian, untuk sementara bisa segera ditarik kata simpul: wanita berarti 'manusia yang bersikap halus, mengabdi setia pada tugas-tugas suami'. Suka atau tidak, inilah tugas dan lelakon yang harus dijalankan wanita. Apakah memang demikian?

Apa Arti Perempuan?
Dalam pandangan masyarakat Indonesia, kata perempuan mengalami degradasi semantis, atau peyorasi, penurunan nilai makna; arti sekarang lebih rendah dari arti dahulu (Kridalaksana, 1993).

Di pasar pemakaian, terutama di tubuh birokrasi dan kalangan atas, nasib perempuan terpuruk di bawah kata wanita, sehingga yang muncul adalah Menteri Peranan Wanita, pengusaha wanita (wanita pengusaha), insinyur wanita, peranan wanita dalam pembangunan, dan pastilah bukan *Menteri Peranan Perempuan, *pengusaha perempuan (*perempuan pengusaha), *insinyur perempuan, *peranan perempuan dalam pembangunan.

Dalam KD (1970: 853), kata perempuan berarti 'wanita', 'lawan lelaki', dan 'istri' . Menurut KD, ada kata raja perempuan yang berarti 'permaisuri'. Dengan contoh ini kata ini tidak berarti rendah. Sementara itu, kata keperempuanan berarti 'perihal perempuan', maksudnya pastilah masalah yang berkenaan dengan keistrian dan rumah tangga. Dalam hal ini, meski tidak terlalu rendah, tetapi jelas bahwa kata ini menunjuk perempuan sebagai 'penunggu rumah'.

KBBI (1988: 670) memberikan batasan yang hampir sama dengan KD, hanya ada tambahan sedikit, tetapi justru penting, untuk kata keperempuanan. Menurut KBBI, keperempuanan juga berarti 'kehormatan sebagai perempuan'. Di sini sudah mulai muncul kesadaran menjaga harkat dan martabat sebagai manusia bergender feminin. Tersirat juga di sini makna 'kami jangan diremehkan' atau 'kami punya harga diri'.

Dalam tinjauan etimologisnya, kata perempuan bernilai cukup tinggi, tidak di bawah, tetapi sejajar, bahkan lebih tinggi daripada kata lelaki. Ah, masa?!! Ya. Jelasnya begini.

a.. Secara etimologis, kata perempuan berasal dari kata empu yang berarti 'tuan', 'orang yang mahir/berkuasa', atau pun 'kepala', 'hulu', atau 'yang paling besar'; maka, kita kenal kata empu jari 'ibu jari', empu gending 'orang yang mahir mencipta tembang'.

b.. Kata perempuan juga berhubungan dengan kata ampu 'sokong', 'memerintah', 'penyangga', 'penjaga keselamatan', bahkan 'wali'; kata mengampu artinya 'menahan agar tak jatuh' atau 'menyokong agar tidak runtuh'; kata mengampukan berarti 'memerintah (negeri)'; ada lagi pengampu 'penahan, penyangga, penyelamat', sehingga ada kata pengampu susu 'kutang' alias 'BH'.

c.. Kata perempuan juga berakar erat dari kata empuan; kata ini mengalami pemendekan menjadi puan yang artinya 'sapaan hormat pada perempuan', sebagai pasangan kata tuan 'sapaan hormat pada lelaki'. > Prof. Slametmuljana (1964: 61) pun mengakui bahwa kata yang sekarang sering direndahkan, ditempatkan di bawah wanita, ini berhubungan dengan makna 'kehormatan' atau 'orang terhormat'. Tetapi, yang dilihatnya di masyarakat lain lagi. Maka, ia pun tidak mampu menyembunyikan keheranannya berikut:

"... Yang agak aneh dalam tjara berpikir ini ialah apa sebab perempuan tempat kehormatan itu semata-mata diperuntukkan bagi wanita, sedangkan hormat dan bakti setinggi-tingginya menurut adat ketimuran djustru datang dari kaum wanita, terhadap suami."

Itulah sebabnya, tidak sedikit aktivis gerakan perempuan baik yang di bawah payung lembaga pendidikan formal maupun yang lebih suka malang melintang di alam bebas Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lebih suka memilih kata perempuan daripada wanita untuk organisasi mereka. Misalnya Solidaritas Perempuan (Jakarta), Yayasan Perempuan Merdika (Jakarta), Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK, Jakarta), Lembaga Studi Pengembangan Perempuan dan Anak (LSPPA, Yogyakarta), Sekretariat Bersama Perempuan Yogya (Yogyakarta), Forum Diskusi Perempuan Yogya, Suara Hati Perempuan, Kelompok Perempuan untuk Kebebasan Pers (KPKP), dan Gerakan Kesadaran Perempuan--sekadar menyebut beberapa contoh. Menarik untuk dicontohkan di sini bahwa nama jurnal keperempuanan terbitan LIPI adalah "Warta Studi Perempuan" dan bukan *Warta Studi Wanita. Sementara itu, jika dahulu "Women Study" diterjemahkan menjadi "Kajian Wanita", sekarang muncul saingan baru, "Studi Perempuan".

Dari sudut sejarah pergerakan nasional pun, kata perempuanlah yang telah menyumbangkan kontribusi historisnya. Kita ingat, kongres pertama organisasi "lawan tanding lelaki" ini dinamainya "Kongres Perempoean Indonesia Pertama, yang berlangsung pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta (Rahayu, 1996).6) Dalam Kongres I ini disepakati bahwa persamaan derajat hanya dapat dicapai bila susunan masyarakatnya tidak terjajah. Langkah organisasi pertama yang dilakukan adalah membentuk "Perserikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia" (PPPI). Bahwa dalam perjalanan sejarah lahir Kowani, Perwari, Perwani, KNKWI, BMOIWI, Ikwandep perhatikan, selalu ada huruf /W/ setidaknya itulah jejak-jejak historis lingual bahwa kita lebih memilih "wanita", dan bukan "perempuan", sebab yang kita kehendaki bukan perempuan mandiri, melainkan perempuan penurut. (Silahkan pembaca menjawab sendiri, apakah setelah lebih dari setengah abad kemerdekaan ini kaum perempuan telah mencapai persamaan derajat, seperti> impian Kongres I).

Sejak kemerdekaan, seperti disebut di atas, derap Kongres Perempoewan Indonesia sudah (di)musnah(kan) dari peredaran. Muncul pengganti-penerusnya: Kongres Wanita Indonesia (Kowani) sejak menjelang kemerdekaan, yang relatif lunak, umumnya terdiri atas para istri pegawai. Mungkin sejak inilah wanita secara resmi menggeser perempuan. Sejak saat itu setiap partai-partai politik di Indonesia juga mempunyai anak organisasi wanita, bukan perempuan, misalnya Wanita Demokrat dan Gerakan Wanita Marhaen (PNI), Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani, PKI), dan pasca-1965 ada Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari), serta Dharma (1974) (Rahayu, 1996: 30-31).> > Perempuan Disembah-sembah, Itu Dulu ...

Dahulu sesuatu yang bersifat perempuan dihormati, dijunjung tinggi. Dalam hal ini kita tak lagi mempersoalkan perbedaan istilah wanita, perempuan, betina, atau pun ibu, bunda, mbaktu, biyung, mama, dewi, putri, ratu. Kita bicarakan hal itu secara global saja. Dahulu kaum ibu dikatakan sebagai "tiang masyarakat", diluhurkan sebagai "ratu kehidupan", dan dimitoskan sebagai "danyang kesuburan alam semesta", serta disembah-sembah ? sebagai "penentu awal kehidupan manusia di bumi".

Zaman sekarang kaum ibu selalu dituding sebagai sumber kesalahan, terutama berhubungan dengan kenakalan anak-anak. Bukankah mendidikan anak itu tugas seorang ibu, bukan bapak? Karena perempuan mengalami domestifikasi peran, bila terjadi kericuhan keluarga, ibulah yang layak dikorbankan sebagai kambing hitam. "Ini gara-gara terlalu kau manja," atau juga "coba, kalau kamu mendidiknya benar, anak kita tidak binal seperti ini," begitu kata ayah. Dahulu, nasib ibu tidak seburuk ini, tidak dituding sebagai biang kerok perkara. Dia sangat dibela, dibersihkan dari tuduhan. Posisinya sebagai peletak awal kehidupan manusia sangat menentukan, karena dari guwagarba rahimnyalah, manusia di bumi ini berasal. Oleh karena itu, jika ada anak yang nakal, ibu akan dibela, sehingga ungkapan yang muncul adalah "Bukan salah bunda mengandung" dan bukan ungkapan "*Bukan salah ayahnda menghamili" atau "*Bukan salah ayahnda membuahi". Ini bukti pengakuan bahwa mengandung itu lebih bernilai tinggi> daripada menghamili (Kweldju, 1991). Karena yang mengandung itu biasanya ibu, ibulah yang lebih diharga.

Pelesetan-pelesetan di masyarakat terhadap kata-kata tertentu juga menggambarkan seberapa jauh nilai dominasi pria terhadap wanita ini hendak menandingi pemahaman masyarakat terhadap hakikat suatu kata. Semula, berdasarkan etimologi rakyat (jarwodosok, keratabasa) Jawa, kata "garwo", misalnya, dipersepsi sebagai "sigaraning nyowo" (belahan jiwa). Di sini, kedudukan seorang istri cukup terhormat, sejajar, sama, segaris, dan komplementer dengan suami; tidak ada nuansa dominasi dan subordinasi antargender. Memang, garwo adalah kata yang netral, egaliter, tidak memihak salah satu jenis kelamin (bias gender). Ia bisa mengacu baik kepada "garwo jaler" (suami) maupun "garwo estri" (istri). Akan tetapi, selanjutnya inilah kurang ajarnya pemahaman terhadap kata garwo telah dipelesetkan sebagai "sigar tur dowo" (terbelah dan lagi panjang), sesuatu yang bisa mengundang kesan porno dan pelecehan. Tidak sulit ditebak siapa pelaku pemelesetan ini: pastilah dari barisan pria.> > Tidak hanya persepsi kultural masyarakat, agama pun meletakkan ibu pada posisi sangat terhormat. Dalam Islam, misalnya, ada hadis yang sangat terkenal berkenaan dengan ini, yakni "Surga itu di bawah telapak kaki ibu". Maka, menurut pandangan ini, tempat berbakti adalah ibu, ibu, dan ibu, kemudian baru ayah. Mungkin karena kecemburuan religiusitas-gender, di masyarakat kami pernah mendengar pelesetan sinis terhadap ini tentu saja dari kaum bapak.7) Surah paling Al-Fatihah, saripati dari semua surah dalam Kitab Suci Quran, misalnya, disebut "Ummul Qur'an" dan bukan "Abul Qur'an" (Nadjib, 1996). Dalam agama lain pun kurang lebih sama. Begitulah ...

Perempuan Indonesia, Akan ke Manakah Anda?
Di sini jelas sekali bahwa jika yang kita maksudkan adalah sosok yang mengalah, rela menderita demi pria pujaan, patuh berbakti, maka pilihlah kata wanita. Maka, yang tepat tetaplah "Darma Wanita" memang dimaksudkan untuk berbakti. Tetapi, jika kita berbicara soal peranan dan fungsinya, soal pemberdayaan kedudukan, soal pembelaan hak asasi, soal nasib dan martabatnya, tidak ada jalan lain, gunakan kata perempuan, semisal "peranan perempuan dalam perjuangan", "gerakan pembelaan hak-hak perempuan pekerja". Setuju?

Bisa dipastikan siapa pun akan ragu, jika hati harus lebih berpihak pada perempuan daripada pada wanita. Justru, itulah bukti hebatnya hegemoni patriarki dalam masyarakat mana pun, sehingga jangankan yang menguasai, yakni pria, yang dikuasai pun, yaitu wanita, merasa takut, khawatir, bahkan merasa menikmati "penguasaan" itu. Bagi kelompok terakhir ini, hegemoni kekuasaan pria akan dinikmatinya sebagai "perlindungan" dan "kasih sayang". Ditindas kok tidak melawan. Mengapa? Sulit menjawabnya. Mungkin kaum wanita tergolong makhluk ajaib, yang suka menyiksa diri, menyimpan samudra kesabaran luar biasa, suka berkorban, memang karena tak berdaya, atau jangan-jangan mereka berjiwa masokistis, suatu jenis kenikmatan dalam penindasan. Jiwa mereka berada dalam situasi terpenjara (captive mind). Akhirnya, Perempuan Indonesia, terserah saja, Anda mau ke mana ...?

Catatan
a.. Orde Baru merumuskan peran kaum wanita ke dalam lima kewajiban (Pancadarma): (1) wanita sebagai istri pendamping suami, (2) wanita sebagai ibu pendidik dan pembina generasi muda, (3) wanita sebagai pengatur ekonomi rumah tangga, (4) wanita sebagai pencari nafkah tambahan, dan (5) wanita sebagai anggota masyarakat, terutama organisasi wanita, badan-badan sosial, dan sebagainya yang menyumbangkan tenaga kepada masyarakat. Perhatikan, di sini yang dinomorsatukan adalah kewajiban istri sebagai istri mendampingi sang suami tercinta. Sementara, urusan bergerak di sektor publik (di luar rumah) menduduki nomor bungsu, artinya tidak dipentingkan. Ini terjadi sebab ada anggapan bahwa di luar rumah itu urusan lelaki, sedang di dalam rumah (sektor domestik) inilah tempat tepat wanita. Periksa: Binny Buchori & Ifa Soenarto, "Mengenal Dharma Wanita". Mayling Oey-Gardiner dkk. (ed.), Perempuan Indonesia: Dulu dan Kini (Jakarta: PT Gramedia, 1996) hal. 172-193); juga: Ruth I. Rahayu,> "Politik Gender Orde Baru: Tinjauan Organisasi Perempuan Sejak 1980-an. Prisma XXV/5, Mei 1996: 29-42. >

b.. Metatesis adalah gejala perubahan (pertukararn) letak huruf, bunyi, atau sukukata dalam suatu kata (Kridalaksana, 1993:136). Misalnya rontal menjadi lontar, sapu<-->usap; dalam bahasa Jawa misalnya kelek<-->lekek 'ketiak'. Dalam bahasa Inggris ada flim<-->film, brid<-->bird (Jack Richards, John Platt, dan Heidi Weber, 1987: 176), aks<-->ask (Crystal, 1985: 194). >

c.. Proses perubahan bunyi konsonan (kontoid) dalam bahasa-bahasa di Nusantara dirumuskan dalam hukum-hukum perubahan bunyi. Salah satunya adalah perubahan [w] dalam bahasa Jawa atau Jawa Kuno menjadi [b] dalam bahasa Melayu (Indonesia) (Slametmulyana, 1964; Wojowasito, 1965; Keraf, 1987). Misalnya awu-->abu, watuk-->batuk, sewelas-->sebelas, wulan-->bulan. >

d.. Raja, sultan, adipati, bangsawan, pada zaman dahulu umumnya memiliki banyak istri dan selir. Misalnya, Paku Buana IV (Surakarta) mengumpuli 25 istri dan selir; Hamengku Buwono II (Ngayogyakarta Hadiningrat) menyimpan 33 istri dan selir. Tujuan memiliki banyak wanita adalah menghindari kejahatan seksual dan mencapai konsolidasi kekuasaan politik untuk mengesankan bahwa pemimpin itu lelaki luar biasa sakti mandraguna (super human). Periksa: G. Moedjanto, "Selir", Basis, Januari 1973; juga Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram (Yogyakarta: Kanisius, 1987). >

e.. Tentang konsep degradasi harkat martabat gender feminin, baca:

D. Jupriono, "Bahasa Indonesia Bahasa Lelaki", FSU in the Limelight edisi nomor ini juga. >

f.. Lih. Ruth Indiah Rahayu, Opcit., hal. 29-42. Dalam artikelnya, dijelaskan bahwa perempuan dan gerakannya telah lahir jauh sebelum kemerdekaan RI. Aktivitas pergerakan perempuan terus berjalan hingga mencapai puncaknya pada 1965. Sejak itu berlakulah proses domestifikasi (pe-rumah-an) "perempuan" di segala bidang, menjadi "wanita". Tetapi, bersamaan dengan itu, bermunculan juga berbagai organisasi "keras" perempuan bergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). >

g.. Pelesetan itu demikian. "Surga ada di bawah kaki ibu", katanya, "berlaku bagi seorang anak". Bagi seorang ayah, lain lagi, yaitu "Surga itu ada di antara kedua kaki ibu"; "Ooo ... itu sih nerakanya. Setannya ya kita-kita ini. Ha ha ha ...". Bahwa itu hanya kelakar, itu jelas. Tetapi, di sisi lain, ini mungkin saja juga karena tidak tahu (menyadari) bahwa yang mereka pelesetkan adalah sabda Rasul.

Daftar Pustaka
Buchori, B. & I. Soenarto. 1996. ngenal Dharma Wanita. Hal. 172-193. Mayling Oey-Gardiner dkk. (ed.), Perempuan Indonesia: Dulu dan Kini. Jakarta: PT Gramedia.
Hurford, J.R. 1984. Semantics: a Coursebook. Cambridge: Cambridge Univ. Press.
Iskandar, T. 1970. Kamus Dewan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pelajaran.
Kweldju, S. 1983. Penelitian seksisme bahasa dalam kerangka penelitian stereotipi seks. Warta Studi Perempuan 4(1), 7-18.
Mardiwarsito, L. 1986. Kamus Jawa Kuno-Indonesia. Cet. III. Ende: Nusa Indah.
Nadjib, E.A. 1966. Ibu Qur'an, bukan Bapak Qur'an. Padang Mbulan, 2, April: 29-38.
Noerhadi, T. 1991. Studi Wanita di Indonesia. Makalah Seminar Nasional Wanita 11--13 Juni 1991, di Wisma Kinasih, Bogor.
Palmer, F.R. 1986. Semantics. Edisi II, Cet. V. Cambridge: Cambridge University Press.
Rahayu, R.I. 1996. Politik gender Orde Baru: tinjauan organisasi perempuan sejak 1980-an. Prisma 15(5), Mei: 29-42.
Richards, J., J. Platt, dan H. Weber. 1987. Longman Dictionary of Applied Linguistics. Cet. II. Harlow: Longman Group UK Limited.
Slametmuljana. 1964. Asal Bangsa dan Bahasa Nusantara. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Suryochondro, S. 1996. Perkembangan gerakan wanita di Indonesia. Hal. 290-310. Oey-Gardiner dkk. (ed.), Perempuan Indonesia: Dulu dan Kini. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi I. Jakarta: Balai Pustaka dan Depdikbud.
Wojowasito, S. 1965. Linguistik: Sedjarah Ilmu (Perbandingan) Bahasa. Djakarta: Gunung Agung.
Zoetmulder, P.J. 1982. Old Javanese--English Dictionary. 's-Gravenhage: Martinus Nijhoff.
________________
Sudarwati, lecturer at the Faculty of Letters, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
D. Jupriono, lecturer at the Faculty of Letters, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.